
2 Pasien Kena Corona, Saham RS Mitra Keluarga Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbeda dengan beberapa saham-saham emiten farmasi yang justru melesat, saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) justru melorot pada penutupan perdagangan Senin ini (2/3/2020) di tengah heboh kasus corona yang masuk ke Indonesia.
Bisnis utama Mitra Keluarga Karyasehat ialah dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu dengan memberikan jasa pelayanan kesehatan dengan cara memiliki dan mengelola rumah sakit di Jakarta, Bekasi, Cikarang, Depok, Cibubur, Tangerang, Sukabumi, Karawang, Cirebon, Surabaya dan Tegal.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham MIKA ambles 5,24% di level Rp 2.350/saham dengan nilai transaksi Rp 6,55 miliar dengan volume perdagangan 2,71 juta saham. Secara tahun berjalan, year to date, saham MIKA sudah terkoreksi 11,99% dengan jual bersih asing Rp 261 miliar di semua pasar.
Penurunan saham MIKA terjadi setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 1,68% di level 5.361,25 dengan catatan jual bersih asing Rp 291 miliar di semua pasar, di pasar reguler Rp 325 miliar.
Sebelumnya disebutkan dua warga Depok yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona sempat berobat ke RS Mitra Keluarga Depok. Usai menangani pasien tersebut, puluhan tenaga medis di RS Mitra Depok dirumahkan.
"Tujuh puluh (orang) itu bukan berarti positif, tapi yang berinteraksi dengan pasien, itu dirumahkan dan sedang kita pantau," ujar Wali Kota Depok M Idris Abdul Somad kepada wartawan di Balai Kota, Depok, Senin (2/3/2020) dikutip Detiknews.
Kendati saham MIKA ambles, saham emiten-emiten farmasi justru ada yang melesat. Saham PT Indofarma Tbk (INAF) meroket 19,42% di level Rp 535/saham dan saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 14,66% di level Rp 665/saham.
Head of Research PT Samuel Sekuritas, Suria Dharma, mengataan investor semestinya tidak panik dengan kondisi saat ini, tapi harus selalu melihat perkembangan terkini. "Investor harus melihat perkembangannya apakah meluas atau tidak," jelasnya di Jakarta, Senin (2/3).
Di sisi lain, para pelaku pasar juga berharap, pemangku kepentingan merespons dengan cepat perkembangan terkini terkait korona di tanah air dan harus siap untuk menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) maupun manajemen protokol krisis untuk menangani virus asal Wuhan, China ini.
"Harapan kita semua sama pemerintah harus siap menjalankan SOP dan protokol krisis untuk menangani virus korona ini. Untuk menutup sejak dini virus ini dari luar negeri para penumpang yang baru mendarat harus diperiksa dengan benar dan teliti," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia, Octavianus Budiyanto.
(tas/hps) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
