Di Kurs Tengah BI, Dolar AS Sudah di Atas Rp 14.400!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 March 2020 10:08
Rupiah Kena 'Karma'
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Mengapa rupiah bisa menderita sampai begini rupa? Apa salah dan dosa rupiah sampai 'dihukum' seperti ini?

Sepertinya rupiah merasakan 'karma' karena menguat begitu tajam pada awal tahun. Pada Januari, rupiah terus menguat dan sempat menjadi yang terbaik di dunia.



Baca: Perkenalkan Rupiah, Sang Raja Mata Uang Dunia

Namun jelang akhir Januari, semuanya berubah. Penyebabnya adalah virus corona. Berawal dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei, Republik Rakyat China, virus ini sekarang menyebar ke berbagai negara di Benua Asia, Eropa, Afrika, Amerika, hingga Australia.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 09:23 WIB, kini jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 89.068. Terbanyak masih di China yaitu 80.026.

Namun penyebaran di luar China semakin masif dan menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Beberapa negara dengan kasus corona yang cukup banyak adalah Korea Selatan (4.212), Italia (1.694), dan Iran (978).


Satu hal yang paling dikhawatirkan dari virus corona adalah gangguan rantai pasok global. Penyebaran virus mematikan membuat masyarakat dan dunia usaha sangat berhati-hati dalam beraktivitas. Akibatnya, produksi tidak kunjung meningkat karena pekerja masih banyak yang diliburkan.

Ini yang membuat virus corona lebih mematikan ketimbang perang dagang AS-China. Perang dagang memang menyebabkan harga barang naik, karena kena bea masuk. Namun barangnya masih ada kan?

Nah, virus corona bisa membuat barang hilang atau minimal langka di pasaran. Rantai pasok global terganggu, pertumbuhan ekonomi bakal melambat.


Situasi ini membuat investor berbondong-bondong undur diri dari aset-aset berisiko di negara berkembang Asia. Rupiah, yang sudah menguat tajam, menjadi sasaran empuk aksi ambil untung (profit taking) sehingga menjadi mata uang paling teraniaya di Asia.

"Kita memang harus melihat kepanikan sebelum investor yakin sudah saatnya untuk kembali masuk ke pasar," ujar Quincy Krosby, Chief Market Strategist di Prudential Financial Inc, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular