Black Friday! IHSG Ambruk 4%, Asing Malah Masuk Rp 57 M

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 February 2020 11:09
Baru dibuka 16 menit perdagangan sesi pertama, Jumat ini (28/2/2020), laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung tergelincir.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru dibuka 16 menit perdagangan sesi pertama, Jumat ini (28/2/2020), laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung tergelincir 3,69%. Pelemahan ini menjadi yang terdalam sejak 2 Maret 2017.

Tak sendirian melemah, hampir seluruh bursa saham Benua Kuning terkoreksi. Indeks Hang Seng melemah 2,41%, indeks Shanghai Composite melemah 2,55% disusul pelemahan indeks Straits Times di Singapura, 2,25%.

Namun berdasarkan data BEI pada pukul 11.07 WIB, saat IHSG ambles 4,19% di level 5.305,55, investor asing justru masuk alias melakukan beli bersih Rp 57,33 miliar di semua pasar, terdiri dari pasar reguler Rp 45 miliar dan pasar nego dan tunai Rp 12,29 miliar. Hanya saja sepekan terakhir, asing keluar Rp 4,09 triliun dan year to date asing net sell Rp 4,66 triliun.

Head of Research Division PT BNI Sekuritas, Damhuri Nasution berpendapat, terkoreksinya IHSG pagi ini melanjutkan pelemahan IHSG kemarin yang ambles 2,67% ke posisi 5.535,69.


Hal ini, kata Damhuri, disebabkan oleh kekhawatiran investor global terhadap penyebaran virus corona yang semakin meluas, terutama di luar China, yang bila tidak terkendali tentu akan mengancam kinerja perusahaan dan perekonomian dunia secara umum.

Perkembangan terbaru, negara yang melaporkan terjadi kenaikan jumlah kasus infeksi virus corona adalah Korea Selatan, Italia dan Iran. Johns Hopkins University CSSE merilis data terbaru terkait Covid-19, jumlah kasus yang dilaporkan di Korea Selatan sudah mencapai 1.766 dengan total kematian yang dilaporkan mencapai 13 orang.

Di Italia ada 655 kasus infeksi patogen berbahaya ini dan 17 orang dilaporkan meninggal dunia. Sementara di Iran kasus yang dilaporkan mencapai 245 kasus dengan kematian terbanyak di luar China mencapai 26 orang. Sementara di China, hingga 27 Februari korban tewas telah mencapai 2,810 orang dan menginfeksi 82,500 orang.


"Dalam kondisi seperti ini sebagian investor global biasanya akan beralih ke safe haven seperti US Treasury sehingga yield obligasi pemerintah AS makin menurun dan nilai tukar dolar makin menguat. Namun jika virus bisa dikendalikan, maka pemulihannya pun diperkirakan akan relatif cepat," kata Damhuri, saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (28/2/2020).

Head of Research PT Samuel Sekuritas, Suria Dharma, sentimen penurunan bursa saham Wall Street sebesar 4,4% menjadi pemicu pelemahan IHSG. Hal ini memicu kepanikan di pasar di tengah meluasnya virus korona.

"Iya [karena Wall Street turun 4,4%], kepanikan tanpa ada net flow asing," kata Suria Dharma kepada CNBC Indonesia, Jumat (28/2/2020).

"[IHSG] pasti naik, tapi saat ini tekanan jual belum hilang," tegasnya.

Sementara itu, menurut Head of Research PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang, kejatuhan Wall Street menjadi pemicu utama melemahnya bursa saham regional yang juga berimbas ke IHSG.

Virus Corona yang sudah menjalar di AS memicu pelemahan tajam Dow Jones sebesar -1192.95 poin atau minus 4.43%, sehingga selama 4 hari DJIA sudah turun sangat tajam sekitar -3,216 poin atau minus 11.60%.

"Sentimen korona dan kasus di dalam negeri ini berpotensi kembali mendorong turun IHSG di hari Jumat ini," kata Edwin Sebayang, Jumat (28/2/2020) saat dihubungi CNBC Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]





(tas/tas) Next Article Ditopang Kenaikan Komoditas, IHSG Siap Tembus Level 6.700

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular