Disengat Corona, Indusri Otomotif hingga Farmasi RI Terdampak

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
27 February 2020 12:54
Sektor manufaktur tak bisa mengelak dari dampak buruk virus corona yang mewabah di dunia.
Foto: Ilustrasi pabrik kertas/Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor manufaktur tak bisa mengelak dari dampak buruk virus corona yang mewabah di dunia. Beberapa sektor seperti otomotif, elektronika, farmasi, hingga kosmetik yang terdampak. Manufaktur tertekan karena

Pengusaha Chairul Tanjung dalam paparannya di CNBC Indonesia Economic Outlook 2020 mengatakan dunia dilanda ketidakpastian karena Virus Corona bahkan berubah menjadi menjadi kecemasan. Ia mengutip Majalah The Economist telah menyampaikan pasar dalam kondisi kecemasan masyarakat soal corona.

Ia mengatakan China adalah pusat industri dunia tidak kurang dari 20% PDB dunia dikuasai China, 34% perdagangan dunia juga dikuasai China. Termasuk bahan-bahan baku industri antara lain yang dibutuhkan industri, antara lain di Indonesia.

"Ada satu hal yang tadinya tidak berpikir sampai sejauh itu, apa yang terjadi sekarang kita pikir hanya elektronik otomotif yang kena dampak ternyata obat dan kosmetik pun sekarang kena dampaknya karena kandungan bahan dari kosmetik dan obat ternyata banyak diimpor dari cina," kata pria yang biasa disapa CT ini.



Secara terpisah Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil mengatakan belakangan ini wabah corona sudah berdampak pada pasokan bahan baku untuk industri TPT di dalam negeri. Selama ini, industri TPT banyak yang bergantung bahan baku dari China.

"Sudah ada kendala, terutama untuk bahan baku seperti zat warna, benang dan kain. Karena pelabuhan masih tutup, shipping masih belum jalan," kata Rizal kepada CNBC Indonesia, Jumat (21/2).

Kondisi tekanan terhadap industri manufaktur domestik tampak dari pergerakan di bursa saham beberapa hari terakhir. Bursa saham domestik masih belum lepas dari tekanan. Satu jam jelang penutupan perdagangan sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 2%. Hingga penutupan sesi I, Kamis ini (27/2/2020), IHSG akhirnya minus hingga 2,63% di level 5.539,38.

Salah satu sektor dari 10 sektoral di BEI yang mengalami koreksi dalam hari ini adalah sektor manufaktur yang terkoreksi 2,16%. Sektor manufaktur ini salah satu yang mengalami koreksi dalam selama tahun berjalan atau year to date, yaitu 13,57% hingga perdagangan Rabu (26/2/2020).

Nilai kapitalisasi saham sektor manufaktur tercatat tergerus Rp 309,13 triliun dari Rp 2.317,14 triliun di akhir 2019 menjadi Rp 2.008,01 triliun pada perdagangan Rabu kemarin. Secara nominal, penurunan nilai kapitalisasi tersebut merupakan yang terbesar dari 10 sektor.


(hoi/hoi) Next Article Manufaktur RI Masih 'Tiarap', tapi IHSG Masih Bisa ke 6.200

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular