Wabah Corona Meluas, Harga Minyak Dunia Kian Terpeleset

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 February 2020 11:20
Harga minyak terus jatuh karena infeksi virus corona makin meluas
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah kontrak anjlok cukup dalam pada perdagangan pagi ini. Kekhawatiran wabah corona akan menjadi pandemi dan menurunkan permintaan minyak jadi sentimen negatif untuk harga si emas hitam.

Walau sempat ditransaksikan menguat pada perdagangan sesi pagi, kemarin harga minyak mentah kontrak berjangka ditutup melemah dan menandai koreksi empat hari perdagangan secara beruntun.

Pagi ini, Kamis (27/2/2020) harga minyak masih melanjutkan tren koreksinya. Harga minyak Brent turun 0,94% ke posisi US$ 52,93/barel, sementara minyak mentah acuan AS yakni WTI turun lebih dalam 1,15% ke US$ 48,17/barel, berdasarkan data Refinitiv.


Heboh virus corona masih jadi headline utama pada berbagai pemberitaan. Virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China bagian tengah ini sekarang sudah menyebar luas ke berbagai negara di penjuru dunia dengan menginfeksi lebih dari 81.000 orang dan menewaskan lebih dari 2.700 orang di dunia.

Awal pekan ini, dunia kembali digemparkan oleh adanya lonjakan jumlah kasus baru di luar China yang menyerang Korea Selatan, Italia dan Iran. Untuk pertama kalinya jumlah kasus baru yang dilaporkan di luar China melebihi kasus yang dilaporkan di Negeri Panda itu.

Sontak kabar ini membuat dunia menjadi cemas kalau-kalau wabah virus corona yang awalnya terkonsentrasi di China menjadi pandemi yang memukul perekonomian global dan memangkas permintaan minyak secara signifikan.

Pandemi akan menyebabkan mobilitas barang dan orang antar negara menjadi terganggu. Aktivitas ekspor-impor menjadi terganggu, begitu juga kunjungan turis menggunakan pesawat juga akan turun drastis. Hal ini tentu akan berdampak pada penurunan permintaan.

Kemarin, Presiden AS ke-45 Donald Trump menyampaikan bahwa potensi penyebaran virus corona di Amerika masih sangat rendah. Namun Paman Sam tetap siap siaga merespons kondisi global yang saat ini dipenuhi kekhawatiran akibat virus corona.


"Spekulasi bahwa coronavirus dapat menyebar di Amerika Serikat mendorong serangkaian aksi penjualan," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Co.

"Jika wabah terus memburuk di Amerika Serikat, harga minyak kemungkinan akan menurun lebih jauh, terutama dengan harga bensin AS yang sudah jatuh," kata Saito.

"Pemerintah AS melaporkan penurunan persediaan bensin pekan lalu, tetapi harga bensin AS telah turun sejak akhir pekan lalu karena kekhawatiran atas perlambatan permintaan," kata Saito.


Energy Information Administration (EIA) AS kemarin mengumumkan stok bensin AS turun 2,7 juta barel menjadi 256,4 juta barel pada 21 Februari.

Sementara stok minyak mentah AS mingguan naik 452.000 barel menjadi 443,3 juta barel lebih rendah dari perkiraan analis yang memperkirakan kenaikannya mencapai 2 juta barel.

Merespons perkembangan kasus virus corona, organisasi negara pengekspor minyak dan koleganya yang tergabung dalam OPEC+ tengah mempertimbangkan opsi pemangkasan lebih dalam produksi minyak untuk menjaga kestabilan pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(twg/twg) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular