Kisah Rupiah yang Kurang 'Darah'

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 February 2020 10:14
Arus Modal dari Obligasi pun Kering
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sejak awal tahun, penguatan rupiah ditopang oleh masuknya modal asing dari pasar obligasi pemerintah. Sebab di pasar saham, yang ada adalah investor asing membukukan jual bersih Rp 3,66 triliun.

Akan tetapi, arus modal asing di Surat Berharga Negara (SBN) yang sempat melimpah-ruah kini seret. Ini terlihat dari kepemilikan yang menurun. Bahkan dibandingkan akhir 2019, terjadi net outflows sebesar Rp 4.47 triliun.




Jadi aliran devisa dari sektor keuangan sudah tidak bisa lagi menopang keperkasaan rupiah, eks mata uang terbaik dunia. Apalagi dari sektor riil, karena ekspor masih terkontraksi (tumbuh negatif) setidaknya sampai Januari. Rupiah memang kekurangan pasokan 'darah' sehingga letih-lemah-lesu.

Kecemasan pelaku pasar terhadap penyebaran virus corona benar-benar nyata. Virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini sudah menyebar ke puluhan negara.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pukul 08:13 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 81.409. Korban jiwa juga semakin bertambah menjadi 2.772 orang.

Negara yang awalnya belum terinfeksi pun sudah mengumumkan kasus virus corona perdana. Misalnya Rumania, Makedonia Utara, Yunani, dan Brasil.


Akibatnya dunia harus bersiap akan pengamanan yang lebih ketat. Arus pergerakan barang dan manusia akan lebih terbatas untuk menekan penyebaran virus.

Namun kala pergerakan barang dan manusia terhambat, artinya ekonomi tidak bisa melaju cepat. Oleh karena itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi (setidaknya dalam jangka pendek) bakal mustahil dihindari.


Indonesia pun hampir pasti mengalami perlambatan ekonomi. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 kemungkinan berada di bawah 5%. Sedangkan untuk keseluruhan 2020, BI mengubah proyeksi dari 5,1-5,5% menjadi 5-5,4%.

Prospek pertumbuhan ekonomi yang agak suram membuat investor berpikir ulang untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia. Hasilnya, rupiah masih belum bisa jauh dari jalur merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular