
Ini Resep Selamat versi Bos OJK, Investor Jangan Cemas!
Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
26 February 2020 12:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau kepada para pemilik modal, para investor, termasuk investor asing untuk tetap melihat Indonesia sebagai tujuan investasi di tengah kecemasan global terkait mewabahnya virus corona (Covid-19) dan kasus investasi di Tanah Air.
"Jangan dibendung semuanya ada, duit ada, perbankan likuiditasnya cukup. Demand-nya cukup tinggal membuka, kalau perlu Menkeu sudah sangat agresif [memberikan insentif dan paket kebijakan]. Sektor keuangan [juga] sangat proaktif," tegas Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2020, di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
"Suku bunga jangan khawatir, suku bunga pasti turun," kata Wimboh.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (20/2), memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%.
Adapun suku bunga Deposit Facility juga turun 25 basis poin menjadi menjadi 4% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%.
"Dalam kondisi begini akan ada relaksasi. Jangan cemas," tegas Wimboh.
OJK juga menegaskan akan menata kembali produk investasi yang dijual lewat perbankan. OJK akan memutuskan mana produk investasi yang boleh dijual dan mana yang tak boleh dijual via bank.
"Banyak instrumen yang dijual melalui perbankan, akan diluruskan ke depan, mana yang boleh dijual di bank. Kalau terproteksi [reksa dana terproteksi] oke lah, instrumen kaya apa yang boleh dijual di perbankan. Dulu sama BI [Bank Indonesia] diskusinya panjang," kata Wimboh.
Wimboh menegaskan ekosistem keuangan patut menjadi perhatian di tengah kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dengan perhatian ini diharapkan bisa ada solusi ke depan agar masyarakat bisa menaruh kepercayaan terhadap sektor keuangan.
"Kontribusi Jiwasraya tuh kecil hanya 1%, dampak dari Jiwasraya kecil, tapi ini memberikan satu kesimpangsiuran masyarakat. [Sebab itu] jangan khawatir di pasar modal ekosistem kita bina," tegasnya.
Dia mengatakan di perbankan yang high regulated, saat ini juga menciptakan platform sektor lain termasuk pasar modal dengan masuknya produk dari perusahaan manajer investasi (MI).
Wimboh juga menegaskan banyak hal yang harus dibenahi bukan cuma asuransi, tapi juga non-bank lainnya. Pengawasannya, sistem pelaporannya juga harus menjadikan perbankan sebagai acuan atau benchmark. "Kita reformasi semua."
(tas/tas) Next Article Wimboh Buka Suara Soal Jiwasaraya: OJK Bantu Penegakan Hukum
"Jangan dibendung semuanya ada, duit ada, perbankan likuiditasnya cukup. Demand-nya cukup tinggal membuka, kalau perlu Menkeu sudah sangat agresif [memberikan insentif dan paket kebijakan]. Sektor keuangan [juga] sangat proaktif," tegas Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2020, di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
"Suku bunga jangan khawatir, suku bunga pasti turun," kata Wimboh.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (20/2), memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%.
Adapun suku bunga Deposit Facility juga turun 25 basis poin menjadi menjadi 4% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%.
"Dalam kondisi begini akan ada relaksasi. Jangan cemas," tegas Wimboh.
OJK juga menegaskan akan menata kembali produk investasi yang dijual lewat perbankan. OJK akan memutuskan mana produk investasi yang boleh dijual dan mana yang tak boleh dijual via bank.
"Banyak instrumen yang dijual melalui perbankan, akan diluruskan ke depan, mana yang boleh dijual di bank. Kalau terproteksi [reksa dana terproteksi] oke lah, instrumen kaya apa yang boleh dijual di perbankan. Dulu sama BI [Bank Indonesia] diskusinya panjang," kata Wimboh.
Wimboh menegaskan ekosistem keuangan patut menjadi perhatian di tengah kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dengan perhatian ini diharapkan bisa ada solusi ke depan agar masyarakat bisa menaruh kepercayaan terhadap sektor keuangan.
"Kontribusi Jiwasraya tuh kecil hanya 1%, dampak dari Jiwasraya kecil, tapi ini memberikan satu kesimpangsiuran masyarakat. [Sebab itu] jangan khawatir di pasar modal ekosistem kita bina," tegasnya.
Dia mengatakan di perbankan yang high regulated, saat ini juga menciptakan platform sektor lain termasuk pasar modal dengan masuknya produk dari perusahaan manajer investasi (MI).
Wimboh juga menegaskan banyak hal yang harus dibenahi bukan cuma asuransi, tapi juga non-bank lainnya. Pengawasannya, sistem pelaporannya juga harus menjadikan perbankan sebagai acuan atau benchmark. "Kita reformasi semua."
(tas/tas) Next Article Wimboh Buka Suara Soal Jiwasaraya: OJK Bantu Penegakan Hukum
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular