Dow Futures Menguat Tipis, Wall Street Berpeluang Reli

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 February 2020 18:56
Kontrak berjangka (futures) indeks saham AS dibuka menguat tipis Selasa pagi (15/2/2020), mengindikasikan penguatan Dow Jones nanti.
Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada Selasa pagi (15/2/2020), mengindikasikan penguatan indeks saham utamanya yakni Dow Jones.

Pada pukul 06:00 waktu setempat (19:00 WIB) indeks Dow futures mengindikasikan penguatan sebesar 30 poin, beriringan dengan kontrak berjangka indeks S&P dan Nasdaq.

Beberapa emiten AS mengumumkan bahwa efek virus corona akan mempengaruhi bisnis United Airlines dan Mastercard tahun ini. Saham United tertekan 0,6% sedangkan saham Mastercard anjlok 3% pada penutupan Senin kemarin.

Investor pun kabur meninggalkan bursa saham dan mengincar aset-aset minim risiko (safe haven) menyusul lonjakan temuan kasus virus corona di luar China yang dikhawatirkan bisa memicu perlambatan ekonomi dunia.

Dow Jones anjlok lebih dari 1.000 poin pada perdagangan kemarin, menjadi koreksi terbesar sejak Februari 2018. Indeks S&P 500 anjlok 3,3%, juga menjadi koreksi yang terburuk dalam dua tahun. Koreksi Senin kemarin menghapus kenaikan yang dibukukan sepanjang tahun 2020.

Kekhawatiran tersebut dipicu meningkatnya temuan kasus virus corona, terutama di tiga  yakni Korea Selatan, Iran, dan Italia. Korsel telah menaikkan status kedaruratan corona ke 'level tertinggi' dengan total penderita lebih dari 800 orang. Iran melaporkan 12 orang meninggal karena virus ini.

Di sisi lain, Italia melaporkan lebih dari 130 kasus infeksi corona, dengan tujuh orang meninggal. Italia menjadi negara pertama di luar Asia yang melaporkan korban tewas akibat corona. Hari ini, pelaku pasar bakal melihat pergerakan angka korban virus corona di negara non-China itu.

"Lonjakan besar akhir pekan ini ke negara-negara lain membuat banyak pihak menghitung ulang estimasi pertumbuhan 2020," tutur Ryan Detrick, perencana investasi senior LPL Financial sebagaimana dikutip CNBC International. "Kita bisa melihat outlook laba dan pertumbuhan yang turun mendadak."

Namun, Bespoke Investment Group masih yakin bahwa bursa saham bakal berbalik menguat setelah koreksi dalam tersebut. Kembali pada tahun 2009, indeks S&P 500 melonjak rata-rata 1% setelah koreksi besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Kinerja Keuangan Bikin Gemetar, Wall Street Bakal Merah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular