Dilibas Virus Corona, Bursa Saham Asia Berguguran

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 February 2020 09:12
Dilibas Virus Corona, Bursa Saham Asia Berguguran
Foto: Shanghai Stock Exchange ( REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham kawasan benua kuning berguguran pagi ini setelah Korea Selatan melaporkan lebih dari 700 kasus orang terinfeksi virus corona di negaranya. Kekhawatiran patogen mematikan ini akan jadi pandemi dan berdampak signifikan ke perekonomian global kian tampak.

Indeks bursa Negeri Ginseng pagi ini anjlok 2,74%. Secara mengejutkan Korea Selatan melaporkan ratusan warganya positif terinfeksi virus corona yang kini resmi bernama COVID-19 itu.

Berdasarkan rilis data teranyar John Hopkins University CSSE, sampai dengan hari ini Senin (24/2/2020) sudah ada 763 kasus orang yang positif terinfeksi COVID-19 di Korea Selatan. Virus ganas ini telah merenggut nyawa 7 orang negeri K-POP itu.

Saat ini Korea Selatan telah menaikkan status peringatan wabah virus corona di negaranya ke level yang tertinggi, setelah terjadi lonjakan drastis jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 baru-baru ini.

Reuters melaporkan, pada Sabtu (22/2/2020) raksasa teknologi asal Korea Samsung Elektronics melaporkan adanya temuan kasus virus corona di pabrik pembuat ponsel cerdas miliknya. Namun Samsung Electronics menegaskan, pabrik tersebut memiliki kontribusi yang kecil dari total produksi ponsel cerdas miliknya.

Bagaimanapun juga kabar tersebut telah membuat pasar jadi was-was. Pada perdagangan pagi ini, harga saham Samsung Electronics turun 2,36%.

Beralih ke China yang merupakan episentrum dari wabah virus corona ini. Sudah ada 76.944 orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona di China hingga pagi ini. Jumlah korban meninggal juga sudah mencapai 2.443.

Sementara itu di Hong Kong jumlah orang yang sudah terkonfirmasi terjangkit virus mematikan ini mencapai 74 orang dengan dilaporkan ada dua orang meninggal dunia. Sampai saat ini virus yang satu golongan dengan penyebab SARS ini masih terkonsentrasi di China.

Wabah ini berpotensi memukul perekonomian China dengan signifikan jika tak menunjukkan adanya tanda-tanda virus mulai dapat dijinakkan dan aktivitas produksi serta manufaktur kembali pulih.

[Gambas:Video CNBC]



Bank Investasi global Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi China berpotensi terpangkas pada semester I tahun ini sebesar 0,8-1,3 persen poin. Sementara kajian lain yang dilakukan S&P Global memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Panda berpotensi terpangkas sebesar 1,3 persen poin.

Pada perdagangan hari ini, indeks bursa Shang Hai Composite yang terus mengalami kenaikan sejak anjlok saat dibuka di awal Februari kali ini turun 0,32%. Sementara indeks Hang Seng (Hong Kong) bergerak turun 1,38%.
Beralih ke Negeri Singa, indeks Straits Times pagi ini juga bergerak di zona merah. Hingga pukul 08.40 WIB indeks Straits Times melemah 0,61% dibanding posisi penutupan hari terakhir perdagangan pekan kemarin.


Wabah koronavirus yang dimulai di Cina dan telah menyebar ke lebih dari 25 negara dapat membahayakan pemulihan ekonomi global, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva mengatakan dalam sebuah pernyataan menyusul pertemuan G-20 para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di Saudi Saudi.

"Ini adalah tragedi kemanusiaan, tetapi juga memiliki dampak negatif ke perekonomian," kata Georgieva. “Saya melaporkan kepada G20 bahwa bahkan dalam kasus virus ditangani dengan cepat, pertumbuhan (ekonomi) di China dan seluruh dunia akan terpengaruh. Tentu saja, kita semua berharap untuk pemulihan cepat tetapi mengingat adanya ketidakpastian, akan lebih bijaksana untuk mempersiapkan skenario yang lebih buruk. " tambahnya.

Setelah tahun lalu perekonomian global kena guncangan akibat perang dagang. Kini perekonomian dunia harus dihadapkan pada musibah virus corona yang pertama kali merebak di China.

Presiden Xi Jinping dalam sebuah pertemuan di Beijing pada hari Minggu, mengatakan wabah virus corona merupakan musibah bagi China, melansir media pemerintah Xinhua.

"Ini adalah krisis dan ujian besar bagi kita," kata Xi, sesuai terjemahan Xinhua dalam sambutannya. Xi Jinping juga menambahkan bahwa saat ini upaya sedang dilakukan untuk menyembuhkan orang dari infeksi, mengurangi angka kematian, menjaga stabilitas sosial, dan memperkuat persediaan medis darurat dan kebutuhan sehari-hari.




TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular