
Termasuk Corona, Ini Sentimen Pasar Keuangan di Pekan Depan
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
23 February 2020 21:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan depan, pasar keuangan kemungkinan masih akan diwarnai oleh efek dari obat kuat pemangkasan suku bunga acuan 7DRRR pada pekan lalu, dan juga masih akan dipengaruhi oleh sentimen investor asing pada kasus virus corona Wuhan (covid-19).
Beberapa data pertumbuhan ekonomi, khususnya negara ekonomi terbesar Eropa yaitu Jerman serta dari Negeri Paman Sam akan menjadi perhatian dari pelaku pasar sepekan ke depan. Harapan akan data pertumbuhan ekonomi yang masih menggeliat tentu semakin besar ketika hingga hari ini (23/2/20) kekhawatiran terhadap merebaknya virus corona Wuhan masih tetap tinggi.
Hingga kemarin (22/2/20), tingkat kematian akibat Covid 19 mencapai 2.460 kasus dengan angka pertumbuhan yang masih di atas 100 orang, tepatnya 4% dari 2.360 kasus pada hari sebelumnya.
Dari dalam negeri, investor asing masih akan mencerna efek lanjutan dari penurunan suku bunga, di mana pada pekan lalu sempat membuat kejutan dan mengangkat pasar saham yang menguat 0,23% pada Kamis dan membuat pasar obligasi melanjutkan tren positifnya hingga Jumat pagi.
Sepanjang pekan lalu, pasar surat utang negara (SUN) mengalami penguatan harga tipis-tipis di mana mampu menekan tingkat imbal hasil (yield) seri acuan 10 tahun sebesar 3 bps. Sebanyak 100 bps setara dengan 1%.
Berikut ini agenda ekonomi selengkapnya dari dalam dan luar negeri selama sepekan ke depan:
(irv/irv) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Beberapa data pertumbuhan ekonomi, khususnya negara ekonomi terbesar Eropa yaitu Jerman serta dari Negeri Paman Sam akan menjadi perhatian dari pelaku pasar sepekan ke depan. Harapan akan data pertumbuhan ekonomi yang masih menggeliat tentu semakin besar ketika hingga hari ini (23/2/20) kekhawatiran terhadap merebaknya virus corona Wuhan masih tetap tinggi.
Hingga kemarin (22/2/20), tingkat kematian akibat Covid 19 mencapai 2.460 kasus dengan angka pertumbuhan yang masih di atas 100 orang, tepatnya 4% dari 2.360 kasus pada hari sebelumnya.
Dari dalam negeri, investor asing masih akan mencerna efek lanjutan dari penurunan suku bunga, di mana pada pekan lalu sempat membuat kejutan dan mengangkat pasar saham yang menguat 0,23% pada Kamis dan membuat pasar obligasi melanjutkan tren positifnya hingga Jumat pagi.
Sepanjang pekan lalu, pasar surat utang negara (SUN) mengalami penguatan harga tipis-tipis di mana mampu menekan tingkat imbal hasil (yield) seri acuan 10 tahun sebesar 3 bps. Sebanyak 100 bps setara dengan 1%.
Berikut ini agenda ekonomi selengkapnya dari dalam dan luar negeri selama sepekan ke depan:
Senin, 24 Feb 2020
Data penjualan motor, Indonesia.
Selasa, 25 Feb 2020
Data pertumbuhan ekonomi, Jerman.
Rabu, 26 Feb 2020
Data stok minyak mentah, AS.
Data penjualan rumah, AS.
Kamis, 27 Feb 2020
Indeks keyakinan konsumen dan bisnis, Uni Eropa.
Indeks harga properti, Indonesia.
Data pertumbuhan ekonomi, AS.
Jumat, 28 Feb 2020
Data produksi konstruksi, industri, manufaktur, Korsel.
Data pengangguran, penjualan ritel, Jepang.
Data inflasi Jerman.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular