
Top! IHSG Cetak Penguatan Saat Bursa Utama Asia Berguguran
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 February 2020 13:35

Di awal pekan ini, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) sekali lagi bertindak guna meredam dampak wabah virus corona ke perekonomian.
Bukan di pekan ini saja China bertindak, di awal bulan lalu PBoC sudah menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari i menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55%. Selain itu PBoC menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
Sementara itu dari dalam negeri, setelah melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama dua hari, BI memutuskan memangkas suku bunga 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Februari 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (20/2/2020).
Dengan pemangkasan suku bunga tersebut, diharapkan roda perekonomian dalam negeri lebih terpacu untuk meredam efek pelambatan ekonomi China.
Akibat pelambatan tersebut, BI juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi masih optimis di atas 5%.
Untuk tahun ini, BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5%-5,4% dari sebelumnya 5,1%-5,5%. Sementara untuk tahun 2021, pertumbuhan ekonomi diprediksi lebih tinggi 5,2%-5,6%.
Gubernur Perry juga optimistis perekonomian dunia akan segera pulih dari dampak virus corona yang disebut bersifat V-Shape, artinya pelambatan ekonomi terjadi dengan cepat, tetapi pemulihan juga memakan waktu tidak lama.
Stimulus moneter dari PBoC dan BI tersebut membuat IHSG menguat selama 4 hari beruntun, sebelum akhirnya diterpa aksi profit taking Jumat kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Di awal pekan ini PBoC menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Selain itu PBoC juga akan menggelontorkan dana senilai US$ 29 miliar dalam bentuk pinjaman jangka menengah.
Kamis lalu giliran LPR yang diturunkan, tenor setahun menjadi 4,05% dari 4,15%, dan tenor lima tahun turun 4,75% menjadi 4,8%.Bukan di pekan ini saja China bertindak, di awal bulan lalu PBoC sudah menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari i menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55%. Selain itu PBoC menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Februari 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (20/2/2020).
Dengan pemangkasan suku bunga tersebut, diharapkan roda perekonomian dalam negeri lebih terpacu untuk meredam efek pelambatan ekonomi China.
Akibat pelambatan tersebut, BI juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi masih optimis di atas 5%.
Untuk tahun ini, BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5%-5,4% dari sebelumnya 5,1%-5,5%. Sementara untuk tahun 2021, pertumbuhan ekonomi diprediksi lebih tinggi 5,2%-5,6%.
Gubernur Perry juga optimistis perekonomian dunia akan segera pulih dari dampak virus corona yang disebut bersifat V-Shape, artinya pelambatan ekonomi terjadi dengan cepat, tetapi pemulihan juga memakan waktu tidak lama.
Stimulus moneter dari PBoC dan BI tersebut membuat IHSG menguat selama 4 hari beruntun, sebelum akhirnya diterpa aksi profit taking Jumat kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Pages
Most Popular