
Jual, Jual, Jual! Corona Bikin Investor Buang Dolar Singapura
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 February 2020 11:53

Investor agak malas memegang aset-aset berbasis dolar Singapura karena negara tersebut sedang 'goyang'. Penyebaran virus Corona sepertinya akan menghantam perekonomian Singapura dengan keras.
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 10:43 WIB, jumlah kasus Corona di seluruh dunia mencapai 76.498. Terbanyak terjadi di China yaitu 75.245 kasus, Singapura berada di posisi ketiga dengan 88 kasus.
Virus Corona memang bermula dan paling banyak kasus terjadi di China. Namun dampaknya akan terasa di seluruh dunia. China adalah perekonomian terbesar kedua di dunia yang memainkan peranan penting dalam rantai pasok global.
Sayangnya saat ini permintaan di China sedang lesu, aktivitas produksi menurun karena kekhawatiran terhadap virus Corona. Selepas libur Tahun Baru Imlek, utilisasi produksi belum optimal. Pekerja dan dunia usaha khawatir meninggalkan rumah, karena takut tertular virus mematikan.
Kelesuan aktivitas ekonomi tentu membuat cuan pengusaha menciut. Berbagai kalangan mulai mengingatkan soal risiko gelombang Pemutusan Hubungan (PHK) di Negeri Panda.
"Pasar tenaga kerja masih oke pada kuartal I ini. Namun jika penyebaran virus tidak bisa teratasi sampai akhir Maret, maka mungkin kita akan melihat gelombang PHK. Kami memperkirakan akan ada 4,5 juta pekerjaan yang hilang," tegas Dan Wang, Analis Economist Intelligence Unit, seperti diberitakan Reuters.
(aji/aji)
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 10:43 WIB, jumlah kasus Corona di seluruh dunia mencapai 76.498. Terbanyak terjadi di China yaitu 75.245 kasus, Singapura berada di posisi ketiga dengan 88 kasus.
Virus Corona memang bermula dan paling banyak kasus terjadi di China. Namun dampaknya akan terasa di seluruh dunia. China adalah perekonomian terbesar kedua di dunia yang memainkan peranan penting dalam rantai pasok global.
Kelesuan aktivitas ekonomi tentu membuat cuan pengusaha menciut. Berbagai kalangan mulai mengingatkan soal risiko gelombang Pemutusan Hubungan (PHK) di Negeri Panda.
"Pasar tenaga kerja masih oke pada kuartal I ini. Namun jika penyebaran virus tidak bisa teratasi sampai akhir Maret, maka mungkin kita akan melihat gelombang PHK. Kami memperkirakan akan ada 4,5 juta pekerjaan yang hilang," tegas Dan Wang, Analis Economist Intelligence Unit, seperti diberitakan Reuters.
(aji/aji)
Next Page
Resesi Sudah Jadi Bahan Omongan
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular