
Dolar Ngamuk, Corona, Resesi, Rupiah Bisa Apa...?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 February 2020 10:06

Faktor kedua, seperti sudah disinggung sebelumnya, investor masih mencemaskan penyebaran virus Corona yang kian masif. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pukul 08:33 WIB, jumlah kasus Corona di seluruh dunia mencapai 76.215. Korban jiwa terus bertambah menjadi 2.247 orang.
Virus Corona memang berasal dan paling banyak menyerang di China. Namun perlu dicatat virus ini sudah menyebar ke 28 negara dan menciptakan kepanikan.
"Dampak sosial-ekonomi sangat jelas, tetapi saya belum bisa bilang angka pastinya. Namun sepertinya akan sangat besar," kata Duta Besar China untuk PBB Chen Xu, seperti dikutip dari Reuters.
Kemarin, Bank Indonesia (BI) sudah memaparkan risiko penyebaran virus Corona terhadap perekonomian Tanah Air. potensi kehilangan devisa dari pariwisata mencapai US$ 1,3 miliar. Sementara dari sisi logistik, dampak di sisi ekspor adalah US$ 0,7 miliar dan impor US$ 0,7 miliar. Kemudian ada dampak penundaan investasi, khususnya dari China, yang diperkirakan bernilai US$ 0,4 miliar.
Angka-angka tersebut membuat Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020. Awalnya, MH Thamrin meramal ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 5,1-5,5%, tetapi kemudian direvisi menjadi 5-5,4%.
"Revisi prakiraan ini terutama karena pengaruh jangka pendek terhadap pemulihan ekonomi dunia pasca Covid-19 yang mempengaruhi lewat pariwisata, perdagangan, dan investasi," kata Perry, kemarin.
Indonesia bukan negara pertama yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi gara-gara virus Corona. Sebelumnya, Singapura merevisi dari 0,5-2,5% menjadi -0,5-1,5%. Thailand juga menurunkan proyeksi dari 2,7-3,7% menjadi 1,5-2,5%.
Risiko perlambatan ekonomi bahkan resesi di beberapa negara membuat investor mundur teratur dari pasar keuangan Asia. Kurangnya 'darah' berupa aliran modal asing membuat mata uang Asia bergerak ke selatan, tidak terkecuali rupiah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Virus Corona memang berasal dan paling banyak menyerang di China. Namun perlu dicatat virus ini sudah menyebar ke 28 negara dan menciptakan kepanikan.
"Dampak sosial-ekonomi sangat jelas, tetapi saya belum bisa bilang angka pastinya. Namun sepertinya akan sangat besar," kata Duta Besar China untuk PBB Chen Xu, seperti dikutip dari Reuters.
Kemarin, Bank Indonesia (BI) sudah memaparkan risiko penyebaran virus Corona terhadap perekonomian Tanah Air. potensi kehilangan devisa dari pariwisata mencapai US$ 1,3 miliar. Sementara dari sisi logistik, dampak di sisi ekspor adalah US$ 0,7 miliar dan impor US$ 0,7 miliar. Kemudian ada dampak penundaan investasi, khususnya dari China, yang diperkirakan bernilai US$ 0,4 miliar.
Angka-angka tersebut membuat Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020. Awalnya, MH Thamrin meramal ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 5,1-5,5%, tetapi kemudian direvisi menjadi 5-5,4%.
"Revisi prakiraan ini terutama karena pengaruh jangka pendek terhadap pemulihan ekonomi dunia pasca Covid-19 yang mempengaruhi lewat pariwisata, perdagangan, dan investasi," kata Perry, kemarin.
Indonesia bukan negara pertama yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi gara-gara virus Corona. Sebelumnya, Singapura merevisi dari 0,5-2,5% menjadi -0,5-1,5%. Thailand juga menurunkan proyeksi dari 2,7-3,7% menjadi 1,5-2,5%.
Risiko perlambatan ekonomi bahkan resesi di beberapa negara membuat investor mundur teratur dari pasar keuangan Asia. Kurangnya 'darah' berupa aliran modal asing membuat mata uang Asia bergerak ke selatan, tidak terkecuali rupiah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular