Corona Tambah Ngeri, Rupiah Loyo Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 February 2020 08:28
Ada Kota Mati di Korea Selatan
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Penyebaran (outbreak) virus Corona masih menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Berdasarkan riset Citi, sejatinya laju penyebaran mulai melambat.

Kemarin, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi di China adalah 394, jauh menurun dibandingkan rata-rata 10 hari terakhir yaitu 3.571. Tambahan kasus baru ini adalah yang terendah sejak 25 Januari.

Sementara rasio pasien yang sembuh juga terus meningkat menjadi 21,7%. Di luar Provinsi Hubei di China, rasio kesembuhan mencapai 46,4%.


Meski ada tanda-tanda penyebaran virus melandai, tetapi dunia tetap waspada. Sebab, para ilmuwan di China menyebutkan penyebaran virus kini semakin mudah.

Berdasarkan penelitian terhadap 18 pasien, terungkap bahwa penyebaran virus Corona sudah seperti flu biasa. Penyebarannya lebih mudah dibandingkan SARS. Hasil penelitian ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

"Ini memang baru penelitian awal. Namun jika terkonfirmasi, maka akan menjadi sesuatu yang besar," tegas Dr Gregory Poland, Virologis di Mayo Clinic yang berbasis di Minnesota, seperti dikutip dari Reuters.

Tidak hanya di China, virus Corona sudah menyebar ketakutan di negara lain. Daegu, kota terbesar keempat Korea Selatan, sudah seperti kota mati karena warga tidak berani keluar rumah.


Kwon Young-jin, Wali Kota Daegu, menyarankan warga akan tetap di rumah setelah 90 jemaat sebuah gereja menunjukkan tanda-tanda serangan virus Corona. Bahkan beberapa di antaranya kemudian positif.

"Kita sedang dalam krisis. Kami meminta warga untuk tetap di rumah, jangan dulu mengunjungi sanak keluarga," kata Kwon, seperti diberitakan Reuters.

Daegu adalah salah satu kota manufaktur yang penting di Korea Selatan, di mana terdapat banyak industri tekstil, logam, sampai mesin. Berarti sekarang industri-industri tersebut tidak berfungsi, idle, menganggur. Tidak hanya rantai pasok yang rusak, tetapi ada ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena pabrik tidak beroperasi.

Dampak ekonomi semacam ini yang paling dikhawatirkan dari virus Corona. Produksi yang terhambat tidak hanya terjadi di China, tetapi sudah dirasakan di negara lain.


Oleh karena itu, sangat wajar jika pelaku pasar enggan bermain agresif. Dalam situasi mencekam seperti ini memang paling tepat adalah bermain aman. Tidak heran arus modal yang mengalir ke aset-aset berisiko di Asia menjadi seret sehingga mata uang berjatuhan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular