
Dampak Corona Kian Parah, Korsel Sinyalkan Pangkas Suku Bunga

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan pemerintah negaranya harus melakukan upaya habis-habisan untuk mengurangi dampak ekonomi akibat wabah virus corona dari Wuhan, China.
Pernyataan tersebut meningkatkan asumsi bahwa negara itu akan melakukan pelonggaran moneter lebih lanjut.
"[Pemerintah] tidak boleh berdebat tentang apakah ada sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya atau tidak, melainkan, kita harus mengambil setiap langkah yang mungkin kita pikirkan untuk dilakukan," kata Moon dalam rapat kabinet, Selasa (18/2/2020), dikutip Reuters.
Virus corona yang mematikan telah menyebabkan banyak kekacauan di berbagai negara dunia. Wabah ini telah menyebabkan lebih dari 1.800 orang tewas dan menjangkiti lebih dari 72.000 orang di seluruh dunia per Selasa. Sementara itu penyebarannya telah menjangkau 27 negara.
Selain dampak sosial, wabah ini juga menggerogoti ekonomi global. Sebab, wabah virus corona telah mengacaukan keadaan di ekonomi terbesar kedua di dunia yang memiliki hubungan dengan berbagai negara lainnya.
China juga merupakan pemasok utama berbagai produk bagi banyak negara, sehingga gangguan produksi di China mengganggu rantai pasokan dunia, yang pada akhirnya bisa menekan pertumbuhan global.
Moon mengakui dampak virus corona telah mengganggu ekonomi Korea Selatan. Moon mengatakan ekonomi berada dalam situasi darurat dan membutuhkan stimulus untuk mendorong permintaan domestik.
Setelah Moon menyampaikan komentarnya, harga obligasi berjangka tenor 3 tahun Korea Selatan meningkat tajam. Ini terjadi karena investor menganggap bahwa langkah-langkah stimulus yang akan diluncurkan pemerintah bisa jadi termasuk pemotongan suku bunga.
Bank of Korea (BOK) akan mengadakan pertemuan pada 27 Februari mendatang dan investor yakin pemotongan suku bunga akan diumumkan saat itu.
Sebelumnya pada bulan Januari, BOK mempertahankan suku bunga acuannya tetap di 1,25%.
Dalam survei yang dilakukan Reuters pada Januari, 14 dari 33 analis memproyeksikan akan ada satu lagi pemotongan suku bunga yang dilakukan BOK sampai 2020. Sementara 15 analis mengatakan tidak melihat akan ada perubahan kebijakan.
(tas/tas) Next Article Ekonomi Melambat, Bank Sentral Korsel Pangkas Suku Bunga
