
Bursa Asia Merah Membara, IHSG Justru Menguat di Sesi I
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 February 2020 12:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di perdagangan sesi I Selasa (18/2/2020) padahal bursa saham utama Asia sedang merah membara. Hingga tengah hari ini, indeks Nikkei Jepang merosot 1,4%, Kospi Korea Selatan anjlok 1,3%, Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong masing-masing melemah 0,44% dan 1,58%.
IHSG sebenarnya membuka perdagangan dengan melemah 0,2% di 5.856,881, tetapi kurang dari satu jam kemudian sudah masuk ke zona hijau. Di akhir sesi I, IHSG berhasil menguat 0,49% di 5.896,441.
Raksasa teknologi asal AS, Apple, menyatakan earning di kuartal II tahun fiskal 2020 akan lebih rendah dari prediksi sebelumnya akibat wabah Covid-19, yang menyebabkan gangguan suplai serta penurunan penjualan di China. Apple sebelumnya memberikan prediksi penjualan bersih akan mencapai US$ 63 miliar sampai US$ 67 miliar.
Pernyataan dari Apple tersebut menjadi salah satu bukti dampak buruk yang ditimbulkan oleh wabah virus corona atau yang disebut Covid-19, dan memicu pelemahan bursa utama Asia, tetapi efeknya sepertinya tidak sampai ke dalam negeri.
Di tengah berbagai sentimen negatif yang disebabkan oleh wabah Covid-19, mulai dari ancaman resesi di beberapa negara hingga tergerusnya pendapatan perusahaan-perusahaan besar, ada satu sentimen positif terselip.
Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) sekali lagi bertindak guna meredam dampak wabah Covid-19 ke perekonomian.
PBoC mengumumkan penurunan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Selain itu PBoC juga akan menggelontorkan dana senilai US$ 29 miliar dalam bentuk pinjaman jangka menengah.
Penurunan tersebut dimaksudkan untuk menambah likuiditas di pasar, sehingga roda perekonomian bisa berputar. Penurunan MLF hari ini diyakini pelaku pasar sebagai pembuka jalan pemangkasan Loan Prime Rate (LPF) yang akan diumumkan Kamis pekan ini.
Bukan kali ini saja PBoC menggelontorkan stimulus, di awal bulan lalu suku bunga reverse repo tenor 7 hari diturunkan menjadi menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55% guna meredam gejolak finansial akibat virus corona. Selain itu PBoC menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
Kebijakan tersebut disambut baik oleh pelaku pasar, dan menjadi salah satu faktor yang membuat IHSG menguat di sesi I.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sinyal IHSG Sudah Bottom, tapi Corona Susah Diprediksi
IHSG sebenarnya membuka perdagangan dengan melemah 0,2% di 5.856,881, tetapi kurang dari satu jam kemudian sudah masuk ke zona hijau. Di akhir sesi I, IHSG berhasil menguat 0,49% di 5.896,441.
Raksasa teknologi asal AS, Apple, menyatakan earning di kuartal II tahun fiskal 2020 akan lebih rendah dari prediksi sebelumnya akibat wabah Covid-19, yang menyebabkan gangguan suplai serta penurunan penjualan di China. Apple sebelumnya memberikan prediksi penjualan bersih akan mencapai US$ 63 miliar sampai US$ 67 miliar.
Di tengah berbagai sentimen negatif yang disebabkan oleh wabah Covid-19, mulai dari ancaman resesi di beberapa negara hingga tergerusnya pendapatan perusahaan-perusahaan besar, ada satu sentimen positif terselip.
Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) sekali lagi bertindak guna meredam dampak wabah Covid-19 ke perekonomian.
PBoC mengumumkan penurunan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Selain itu PBoC juga akan menggelontorkan dana senilai US$ 29 miliar dalam bentuk pinjaman jangka menengah.
Penurunan tersebut dimaksudkan untuk menambah likuiditas di pasar, sehingga roda perekonomian bisa berputar. Penurunan MLF hari ini diyakini pelaku pasar sebagai pembuka jalan pemangkasan Loan Prime Rate (LPF) yang akan diumumkan Kamis pekan ini.
Bukan kali ini saja PBoC menggelontorkan stimulus, di awal bulan lalu suku bunga reverse repo tenor 7 hari diturunkan menjadi menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55% guna meredam gejolak finansial akibat virus corona. Selain itu PBoC menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
Kebijakan tersebut disambut baik oleh pelaku pasar, dan menjadi salah satu faktor yang membuat IHSG menguat di sesi I.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sinyal IHSG Sudah Bottom, tapi Corona Susah Diprediksi
Most Popular