Tunggu Kabar dari Pasar Baru, Rupiah Sulit Melaju

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 February 2020 10:14
Investor Tunggu Data Perdagangan
Ilustrasi Demonstrasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Namun, langkah rupiah masih berat karena investor menunggu pengumuman data penting. Pada pukul 11:00 WIB, Badan Pusat Statistik (BPS) yang berkantor pusat di daerah Pasar Baru (Jakarta Pusat) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Januari 2020.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan nilai median pertumbuhan ekspor di 1,37% year-on-year (YoY). Sementara impor masih menunjukkan kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 6,24% YoY dan neraca perdagangan diperkirakan tekor US$ 152 juta.


Sepertinya arus devisa dari perdagangan masih sulit diharapkan setidaknya dalam waktu dekat. Meski AS-China sudah meneken perjanjian damai dagang Fase I, tetapi arus perdagangan global masih berisiko terhambat gara-gara virus Corona.

"Kami tidak memperkirakan ada pemulihan yang cepat, meski penyebaran virus berkurang bahkan hilang. Setelah serangan Corona, mungkin ekonomi China butuh waktu sekitar empat kuartal untuk bangkit," kata Iris Pang, Ekonom ING, seperti diwartakan Reuters.


Perlambatan ekonomi di China berarti ada penurunan permintaan barang-barang dari negara lain, termasuk Indonesia. Padahal China adalah negara tujuan ekspor utama Tanah Air.

Oleh karena itu, rupiah akan sangat mengandalkan arus modal di sektor keuangan alias hot money. Sementara sifat hot money sangat fluktuatif, mudah datang dan pergi sesuka hati.

Dengan sentimen negatif akibat virus Corona, risk appetite akan berkurang sehingga sulit juga berharap arus modal bakal masuk dengan deras seperti tahun lalu. Apakah rupiah bisa menguat 3% seperti 2019? Kemungkinan tetap ada, tetapi rasanya tidak terlalu besar.

Nasib rupiah yang serba tidak pasti ini membuat investor menahan diri. Akibatnya, rupiah tidak bisa ikut 'pesta' mata uang Asia.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular