Tunggu Kabar dari Pasar Baru, Rupiah Sulit Melaju

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 February 2020 10:14
Gelontoran Duit Bank Sentral China Bikin Pasar Bergairah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Hasrat pelaku pasar untuk memburu instrumen berisiko di negara berkembang naik setelah pengumuman terbaru dari China. Hari ini, bank sentral China (PBoC) mengumumkan penurunan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%.

Penurunan ini akan 'mengguyur' likuiditas ke perekonomian China. Sebuah langkah yang memang sangat dibutuhkan karena Negeri Tirai Bambu sedang menghadapi masalah serius yaitu penyebaran virus Corona.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:53 WIB, jumlah kasus Corona di seluruh dunia sudah mencapai 71.325 di mana 70.545 ada di China. Sementara korban jiwa tercatat 1.775 orang, empat datang dari luar China.

Penyebaran virus Corona yang begitu masif membuat aktivitas ekonomi China terganggu. Setelah libur Tahun Baru Imlek, roda perekonomian China belum bergulir normal karena dihantui virus mematikan.

Oleh karena itu, PBoC agresif dalam menyuntikkan stimulus. Penurunan MLF hari ini diyakini pelaku pasar sebagai pembuka jalan pemangkasan Loan Prime Rate (LPF) yang akan diumumkan Kamis pekan ini.

Selain itu, PBoC juga terus menggelontorkan likuiditas dengan operasi reverse repo. Hari ini, nilai operasi tersebut mencapai CNY 100 miliar (Rp 196,04 triliun dengan kurs sekarang).

Stimulus dari PBoC tersebut diharapkan dapat menjadi pelumas bagi mesin pertumbuhan ekonomi di China. Dengan begitu, ekonomi China bisa mendarat dengan mulus, tidak ada hard landing meski melambat.

Investor juga berharap uang dari PBoC bisa merembes ke pasar. Likuiditas yang berlebih akan pada akhirnya akan mendorong keberanian investor untuk masuk ke aset-aset berisiko.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular