
Harga Batu Bara Naik 0,5%, Stock di China Mulai Menipis
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 February 2020 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, harga batu bara ditutup naik di akhir perdagangan setelah sebelumnya melemah. Aktivitas bongkar muatan batu bara China pada 12 hari pertama Februari jadi sentimen positif yang mendukung kenaikan harga si batu hitam
Kamis (13/2/2020), harga batu bara kontrak futures ditutup terapresiasi 0,5% di level US$ 70,25 per ton. Sebelumnya harga batu bara ditutup di US$ 69,9/ton. Sejak awal Februari, harga batu bara kontrak ditutup di rentang US$ terendah US$ 66,85/ton dan tertinggi US$ 71,7/ton.
Salah satu sentimen yang cukup mendongkrak harga batu bara adalah semakin rendahnya stok batu bara di berbagai pelabuhan di China. Data Refinitiv menunjukkan stok batu bara di pelabuhan utama Qinhuangdao per 7 Februari 2020 sebanyak 3,9 juta ton lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,19 juta ton.
Selain itu, impor batu bara China pada 12 hari pertama bulan Februari juga mengalami kenaikan dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada periode aktivitas bongkar muat batu bara China mencapai 6,8 juta ton.
Artinya aktivitas bongkar muat komoditas batu bara per harinya mencapai 566.000 ton. Jumlah ini masih jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 517.000 ton.
Reuters melaporkan sampai saat ini sudah ada 47 kapal kargo yang bersiap membongkar muatannya dan ada 90 lainnya yang masih berada dalam perjalanan menuju China. Walaupun kapal-kapal tersebut sampai tepat waktu di China impor batu bara bulan Februari 2020 akan tetap pada kisaran 20 juta ton, lebih rendah dari impor bulan sebelumnya.
Reuters juga melaporkan, virus corona yang saat ini jadi epidemi di China bukan jadi alasan utama melemahnya permintaan komoditas. Namun lebih dikarenakan kinerja pelabuhan yang sulit untuk mencapai kapasitas penuhnya.
Terkait virus corona, data terbaru data John Hopkins CSSE, sampai hari ini jumlah orang yang terinfeksi virus corona masih terus bertambah. Sudah ada 64.422 kasus dilaporkan secara global. Paling banyak dilaporkan di China dengan 63.841 kasus. Sementara jumlah kasus di lokasi lain juga terus bertambah.
Sama halnya dengan korban meninggal. Jumlah penderita yang terenggut jiwanya sampai saat ini sudah mencapai 1.491 orang. Kasus kematian terbanyak ditemukan di provinsi Hubei yang mencapai 1.426. Tiga kasus kematian dilaporkan di luar China. Satu kasus di Hong Kong, satu di Jepang dan satu lainnya di Filipina.
Â
(twg/twg) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara
Kamis (13/2/2020), harga batu bara kontrak futures ditutup terapresiasi 0,5% di level US$ 70,25 per ton. Sebelumnya harga batu bara ditutup di US$ 69,9/ton. Sejak awal Februari, harga batu bara kontrak ditutup di rentang US$ terendah US$ 66,85/ton dan tertinggi US$ 71,7/ton.
Salah satu sentimen yang cukup mendongkrak harga batu bara adalah semakin rendahnya stok batu bara di berbagai pelabuhan di China. Data Refinitiv menunjukkan stok batu bara di pelabuhan utama Qinhuangdao per 7 Februari 2020 sebanyak 3,9 juta ton lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,19 juta ton.
Selain itu, impor batu bara China pada 12 hari pertama bulan Februari juga mengalami kenaikan dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada periode aktivitas bongkar muat batu bara China mencapai 6,8 juta ton.
Reuters melaporkan sampai saat ini sudah ada 47 kapal kargo yang bersiap membongkar muatannya dan ada 90 lainnya yang masih berada dalam perjalanan menuju China. Walaupun kapal-kapal tersebut sampai tepat waktu di China impor batu bara bulan Februari 2020 akan tetap pada kisaran 20 juta ton, lebih rendah dari impor bulan sebelumnya.
Reuters juga melaporkan, virus corona yang saat ini jadi epidemi di China bukan jadi alasan utama melemahnya permintaan komoditas. Namun lebih dikarenakan kinerja pelabuhan yang sulit untuk mencapai kapasitas penuhnya.
Terkait virus corona, data terbaru data John Hopkins CSSE, sampai hari ini jumlah orang yang terinfeksi virus corona masih terus bertambah. Sudah ada 64.422 kasus dilaporkan secara global. Paling banyak dilaporkan di China dengan 63.841 kasus. Sementara jumlah kasus di lokasi lain juga terus bertambah.
Sama halnya dengan korban meninggal. Jumlah penderita yang terenggut jiwanya sampai saat ini sudah mencapai 1.491 orang. Kasus kematian terbanyak ditemukan di provinsi Hubei yang mencapai 1.426. Tiga kasus kematian dilaporkan di luar China. Satu kasus di Hong Kong, satu di Jepang dan satu lainnya di Filipina.
Â
(twg/twg) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara
Most Popular