Saham Blue Bird Diborong Rp 411 M, Apakah Gojek Masuk?

tahir saleh & Houtman Saragih, CNBC Indonesia
13 February 2020 14:43
Terjadi transaksi saham emiten jasa transportasi PT Blue Bird Tbk (BIRD) di pasar negosiasi senilai Rp 411,19 miliar.
Foto: CNN Indonesia/Safir Makki

Jakarta, CNBC Indonesia - Terjadi transaksi saham emiten jasa transportasi PT Blue Bird Tbk (BIRD) di pasar negosiasi senilai Rp 411,19 miliar dari aksi jual-beli yang dilakukan oleh investor domestik pada perdagangan Kamis pagi (13/2/2020). Adapun investor asing hanya masuk sebesar Rp 180,77 juta di pasar reguler.

Hanya saja belum terungkap siapa pembeli dan penjual atas transaksi ini. Namun data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, transaksi sebanyak 108.207.016 saham di harga Rp 3.800/saham ini dilakukan melalui dua perusahaan sekuritas yakni PT 
CIMB Securities Indonesia (kode broker YU) sebagai pembeli dan PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia atau KISI (kode broker BQ) sebagai penjual.

Transaksi di pasar negosiasi itu terjadi pada pukul 09.01 WIB. Saham BIRD pada perdagangan pukul 14.30 WIB, minus 0,80% di level Rp 2.480/saham. Artinya penjualan tersebut di atas harga rata-rata saham BIRD di level Rp 2.546/saham hari ini.

Desas-desus pasar mengkorelasikan transaksi ini terkait dengan masuknya Gojek di Blue Bird. Hanya saja informasi ini masih belum jelas.

CNBC Indonesia sudah mencoba mengonfirmasi hal tersebut kepada Asisten Manager Humas Blue Bird Group, Steven Sanjaya, dan Michael Reza Say selaku Vice President Corporate Communication Gojek. Namun, hingga saat ini belum ada informasi resmi baik dari Gojek maupun dari Blue Bird, terkait transaksi ini.

Sementara itu, Michael Tene, Head of Investor Relation Blue Bird, menegaskan pihaknya tidak bisa memberi komentar terkait kabar pasar tersebut.

"
Saya tidak bisa komentar ataupun mengkonfirmasi mengenai transaksi yang dilakukan oleh siapapun investor kami di market. Betul, 
kami baru menandatangani perpanjangan kolaborasi dengan Gojek. Saat ini kami tidak ada rencana untuk melakukan rights issue," tegasnya.

Pada 4 Februari 2020, Blue Bird Tbk
 baru memperpanjang kolaborasi kerja sama dengan Gojek setelah bermitra pada 1 Februari 2017 atau 3 tahun lamanya.


Direktur Utama BIRD Noni Sri Ayati Purnomo dan Direktur BIRD Adrianto Djokosoetono, mengatakan mengalahkan kolaborasi perseroan dengan Gojek akan menunjang secara langsung kegiatan operasional perseroan dan anak-anak perusahaan.

"Dampak terhadap hukum, tidak melanggar peraturan dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga, tidak berdampak negatif terhadap kondisi keuangan," tulis mereka, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (6/2/2020).

"Akan menunjang kegiatan operasional perseroan dan anak-anak perusahaan dengan itu menunjang kelangsungan usaha perseroan dan anak-anak perusahaan," tulis keduanya.

BIRD sudah menjalin kerja sama dengan Go-Jek sejak 1 Februari 2017. Taksi berlogo burung biru dan sudah masuk ke taksi listrik itu menilai kerja sama tersebut merupakan bentuk win-win solution antar kedua belah pihak di tengah penetrasi taksi online yang begitu cepat.


Skema kerja sama dari keduanya ini yakni Gojek sebagai perusahaan IT hanya menambah layanan pemesanan taksi Blue Bird di dalam aplikasinya. Kerja sama itu sangat menguntungkan bagi driver Blue Bird meskipun pihaknya juga sudah memiliki aplikasi sendiri yakni My Blue Bird.

Pada Juli tahun lalu, isu Gojek akuisisi BIRD juga mengemuka. Direktur Utama Blue Bird Noni Sri Ayati Purnomo kala itu juga buka suara mengenai kabar rencana Gojek mencaplok 20% saham Blue Bird.

Rumor Gojek masuk ke Blue Bird sebetulnya sudah mengemuka sejak Mei 2019. Kala itu, Gojek yang memiliki valuasi US$ 10 miliar (data The Global Unicorn Club, CBInsights) sempat dikabarkan akan masuk lewat penerbitan saham baru atau rights issue.

Dalam perkembangan terbaru, Gojek dikabarkan bakal membeli 20% dan sudah menunjukkan penasihat investasi, Morgan Stanley untuk mengatur proses ini.


Noni Purnomo menyatakan, sebagai perusahaan publik, pada dasarnya Blue Bird selalu terbuka bagi siapa saja yang berminat membeli saham perseroan. Namun, mengenai rumor di pasar mengenai Gojek, pihaknya belum menerima konfirmasi dari Gojek.

"Karena kami perusahaan publik, kami terbuka kepada siapa saja yang ingin membeli saham Blue Bird, tetapi kan musti ditanyakan, saya baca juga da keinginan dari pihak Go-Jek, baiknya ditanya pihak yang berkeinginan," kata Noni di Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Dari sisi kinerja, pada periode Januari-September 2019, BIRD mengalami penurunan laba bersih mencapai 31,47% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai laba bersih tercatat Rp 229,33 miliar dari sebelumnya senilai Rp 334,66 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, laba bersih per saham turun signifikan menjadi Rp 92 dari sebelumnya sebesar Rp 134.

Turunnya laba bersih ini salah satu dipicu karena terjadinya penurunan pendapatan perusahaan sebesar 4,73% secara year on year (YoY). Total pendapatan terkoreksi menjadi Rp 2,96 triliun dari sebelumnya Rp 3,10 triliun di akhir September 2018.

Pos pendapatan ini melemah karena terjadinya pengurangan pendapatan kendaraan taksi di periode sembilan bulan ini menjadi Rp 2,36 triliun, turun dari Rp 2,52 triliun.


(tas/hps) Next Article Saham Lagi Drop, Bos Blue Bird Borong Saham Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular