Penjualan Ritel Loyo, IHSG Jatuh 0,69%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 February 2020 16:45
Infeksi Virus Corona Hingga Data Penjualan Ritel Tekan Kinerja IHSG
Foto: ist
Di sisi lain, terus meluasnya infeksi virus Corona menjadi sentimen negatif yang membayangi perdagangan hari ini.

Virus Corona sendiri merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala dari paparan virus Corona meliputi batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, seperti dilansir dari CNN International.

Berpusat di China, kasus infeksi virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain. Melansir publikasi Johns Hopkins, hingga kini setidaknya sebanyak 28 negara telah mengonfirmasi terjadinya infeksi virus Corona di wilayah mereka.

China, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam, Prancis, Jerman, Inggris, Nepal, dan Kanada termasuk ke dalam daftar negara yang sudah melaporkan infeksi virus Corona.

Melansir CNBC International, hingga kemarin sebanyak 1.113 orang di China telah meninggal akibat infeksi virus Corona, dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 44.000.

Dari dalam negeri, pelaku pasar saham didorong untuk melakukan aksi jual seiring dengan rilis data ekonomi yang mengecewakan. Sepanjang Desember 2019, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa penjualan barang-barang ritel terkontraksi 0,5% secara tahunan.

Untuk periode Januari 2020, angka sementara dari BI menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel terkontraksi hingga 3,1% secara tahunan.

Memasuki tahun 2020, perekonomian jelas terlihat masih lesu. Sepanjang Januari 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi berada di level 0,39% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,68%.

Capaian tersebut berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan bahwa pada bulan lalu terjadi inflasi sebesar 0,46% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,85%.

Sebagai catatan, dalam beberapa waktu terakhir inflasi Indonesia selalu berada di bawah ekspektasi. Untuk periode Desember 2019 misalnya, BPS mengumumkan terjadi inflasi sebesar 0,34% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan yang juga merupakan inflasi untuk keseluruhan tahun 2019 berada di level 2,72%.

"Dengan inflasi Desember 2019 0,34% maka inflasi 2019 secara keseluruhan 2,72%," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS pada awal tahun ini.

Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi secara bulanan berada di level 0,51%, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,93%.

Rilis angka inflasi yang kembali berada di bawah ekspektasi pada bulan Januari praktis menguatkan pandangan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di level yang rendah.

Per akhir sesi dua, indeks sektor barang konsumsi membukukan koreksi sebesar 2,44%.

Saham-saham konsumer yang dilego pelaku pasar pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-3,18%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-6,32%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-8,79%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-3,42%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-0,9%).

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular