
Harga Batu Bara Ambles 2% Pekan Lalu, Lagi-lagi karena Corona
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
10 February 2020 11:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan lalu, harga batu bara anjlok setelah cetak rekor harga tertinggi di awal bulan Februari. Ada indikasi pelaku pasar melakukan aksi profit taking mengingat harga kontrak batu bara cenderung bergerak sideways.
Data Refinitiv menunjukkan harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle pekan lalu Jumat (7/2/2020) ditutup di level US$ 70/ton turun 2,37% dibanding posisi sebelumnya. Turunnya harga terjadi setelah harga batu bara mencetak rekor tertinggi pada 6 Februari. Harga tertinggi tersebut sejak 17 Januari 2020.
Merebaknya virus corona sempat menyebabkan harga komoditas ini terus anjlok. Anjloknya harga batu bara diakibatkan oleh sentimen virus corona yang dapat memukul perekonomian China.
Ketika perekonomian China terpukul, maka ada kemungkinan besar permintaan batu bara jadi melorot. Alhasil harga batu bara menjadi tertekan. Namun virus corona yang terus menyebar menyebabkan pemerintah China membatasi segala akses transportasi umum dan pengangkutan barang.
Hal tersebut menyebabkan persediaan batu bara di Negeri Panda semakin menipis. China mengalami dilema antara harus kembali bekerja atau tetap libur mengingat virus corona menghantui.
Ketika aktivitas ekonomi dan manufaktur kembali berjalan, maka konsumsi listrik akan kembali naik, begitu pun konsumsi batu bara. Namun karena stok yang menipis dan suplai menjadi terbatas akibat upaya untuk mencegah virus menyebar dengan membatasi akses transportasi, harga batu bara sempat rebound.
Total stok di pelabuhan Caofeidian, Qinhuangdao dan Jingtang mencapai 12,93 juta ton per 17 Januari 2020, jauh lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 16,91 juta ton.
Setelah rebound harga batu bara kontrak langsung terkoreksi mengindikasikan adanya kemungkinan aksi ambil untung oleh para pelaku pasar. Bagaimanapun juga pelaku pasar masih terus memantau dampak virus corona terhadap perekonomian China.
Saat ini hingga pukul 10.57 WIB, jumlah orang yang terjangkit virus corona mencapai 40.536. Paling banyak ditemukan di China. Virus ini telah menewaskan 910 orang. Dua kasus kematian dilaporkan di luar China, satu di Hong Kong dan satu di China.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/tas) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara
Data Refinitiv menunjukkan harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle pekan lalu Jumat (7/2/2020) ditutup di level US$ 70/ton turun 2,37% dibanding posisi sebelumnya. Turunnya harga terjadi setelah harga batu bara mencetak rekor tertinggi pada 6 Februari. Harga tertinggi tersebut sejak 17 Januari 2020.
Merebaknya virus corona sempat menyebabkan harga komoditas ini terus anjlok. Anjloknya harga batu bara diakibatkan oleh sentimen virus corona yang dapat memukul perekonomian China.
Ketika perekonomian China terpukul, maka ada kemungkinan besar permintaan batu bara jadi melorot. Alhasil harga batu bara menjadi tertekan. Namun virus corona yang terus menyebar menyebabkan pemerintah China membatasi segala akses transportasi umum dan pengangkutan barang.
Hal tersebut menyebabkan persediaan batu bara di Negeri Panda semakin menipis. China mengalami dilema antara harus kembali bekerja atau tetap libur mengingat virus corona menghantui.
Ketika aktivitas ekonomi dan manufaktur kembali berjalan, maka konsumsi listrik akan kembali naik, begitu pun konsumsi batu bara. Namun karena stok yang menipis dan suplai menjadi terbatas akibat upaya untuk mencegah virus menyebar dengan membatasi akses transportasi, harga batu bara sempat rebound.
Total stok di pelabuhan Caofeidian, Qinhuangdao dan Jingtang mencapai 12,93 juta ton per 17 Januari 2020, jauh lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 16,91 juta ton.
Setelah rebound harga batu bara kontrak langsung terkoreksi mengindikasikan adanya kemungkinan aksi ambil untung oleh para pelaku pasar. Bagaimanapun juga pelaku pasar masih terus memantau dampak virus corona terhadap perekonomian China.
Saat ini hingga pukul 10.57 WIB, jumlah orang yang terjangkit virus corona mencapai 40.536. Paling banyak ditemukan di China. Virus ini telah menewaskan 910 orang. Dua kasus kematian dilaporkan di luar China, satu di Hong Kong dan satu di China.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/tas) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara
Most Popular