
Hijau Lagi, IHSG Resmi Cetak Apresiasi Empat Hari Beruntun
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 February 2020 16:48

Di sisi lain, hubungan AS dan China di bidang perdagangan yang mendadak menjadi semakin dingin menjadi sentimen positif yang mewarnai jalannya perdagangan hari ini.
Kemarin, China mengumumkan bahwa pihaknya akan memangkas hingga setengah bea masuk terhadap ratusan produk impor asal AS. Jika ditotal, nilai dari produk impor asal AS yang akan mendapatkan keringanan bea masuk tersebut mencapai US$ 75 miliar.
Berdasarkan keterangan dari halaman Kementerian Keuangan China yang kami kutip dari CNBC International, pemangkasan bea masuk tersebut akan berlaku pada tanggal 14 Februari. Minyak mentah dan kedelai masuk ke dalam daftar produk yang bea masuknya akan menjadi lebih murah pada tanggal 14 Februari.
Menurut pernyataan lainnya dari halaman Kementerian Keuangan China, pelonggaran bea masuk yang diberikan oleh China menyasar barang-barang asal AS yang dikenakan bea masuk tambahan pada tanggal 1 September 2019. Kala itu, AS dan China belum meneken kesepakatan dagang tahap satu.
China mengungkapkan bahwa tanggal 14 Februari dipilih lantaran pada saat yang bersamaan AS akan memangkas hingga setengah bea masuk terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar.
Menurut Kementerian Keuangan China, pemangkasan bea masuk terhadap produk impor asal AS merupakan langkah untuk “mewujudkan perkembangan yang baik dan stabil terkait hubungan dagang China-AS.”
Dari dalam negeri, sentimen positif bagi bursa saham Tanah Air datang dari rilis angka cadangan devisa. Per akhir Januari 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa cadangan devisa berada di level US$ 131,7 miliar, meningkat hingga US$ 2,5 miliar jika dibandingkan dengan posisi per akhir Desember 2019 yang senilai US$ 129,18 miliar.
Cadangan devisa per akhir Januari 2020 nyaris menyamai rekor tertinggi yang dibukukan pada Januari 2018 yakni senilai US$ 131,98 miliar.
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2020 tercatat sebesar US$ 131,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2019 sebesar US$ 129,2 miliar," papar BI dalam keterangan resminya, Jumat (7/2/2020).
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Peningkatan cadangan devisa pada Januari 2020 terutama didorong oleh utang, seiring dengan penerbitan global bond pemerintah. Selain itu, penerimaan devisa migas dan penerimaan valas lainnya ikut berkontribusi dalam mendongkrak posisi cadangan devisa Indonesia.
Pada awal Januari 2020, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan surat utang global dengan denominasi valuta asing (valas). Menurut keterangan resmi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, global bond terbit dalam dua denominasi mata uang yakni dolar AS dan euro.
Pemerintah menerbitkan surat utang global denominasi dolar AS dalam dua seri yaitu RI0230 (tenor 10 tahun) senilai US$ 1,2 miliar dan seri RI 0250 (tenor 30 tahun) senilai US$ 800 juta. Sementara untuk surat utang berdenominasi euro, pemerintah menerbitkan obligasi global dengan seri RIEURO227 senilai EUR 1 miliar (tenor 7 tahun).
Penerimaan valas dari penerbitan surat utang global tersebut mendorong cadangan devisa Indonesia menggemuk.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Kemarin, China mengumumkan bahwa pihaknya akan memangkas hingga setengah bea masuk terhadap ratusan produk impor asal AS. Jika ditotal, nilai dari produk impor asal AS yang akan mendapatkan keringanan bea masuk tersebut mencapai US$ 75 miliar.
Berdasarkan keterangan dari halaman Kementerian Keuangan China yang kami kutip dari CNBC International, pemangkasan bea masuk tersebut akan berlaku pada tanggal 14 Februari. Minyak mentah dan kedelai masuk ke dalam daftar produk yang bea masuknya akan menjadi lebih murah pada tanggal 14 Februari.
China mengungkapkan bahwa tanggal 14 Februari dipilih lantaran pada saat yang bersamaan AS akan memangkas hingga setengah bea masuk terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar.
Menurut Kementerian Keuangan China, pemangkasan bea masuk terhadap produk impor asal AS merupakan langkah untuk “mewujudkan perkembangan yang baik dan stabil terkait hubungan dagang China-AS.”
Dari dalam negeri, sentimen positif bagi bursa saham Tanah Air datang dari rilis angka cadangan devisa. Per akhir Januari 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa cadangan devisa berada di level US$ 131,7 miliar, meningkat hingga US$ 2,5 miliar jika dibandingkan dengan posisi per akhir Desember 2019 yang senilai US$ 129,18 miliar.
Cadangan devisa per akhir Januari 2020 nyaris menyamai rekor tertinggi yang dibukukan pada Januari 2018 yakni senilai US$ 131,98 miliar.
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2020 tercatat sebesar US$ 131,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2019 sebesar US$ 129,2 miliar," papar BI dalam keterangan resminya, Jumat (7/2/2020).
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Peningkatan cadangan devisa pada Januari 2020 terutama didorong oleh utang, seiring dengan penerbitan global bond pemerintah. Selain itu, penerimaan devisa migas dan penerimaan valas lainnya ikut berkontribusi dalam mendongkrak posisi cadangan devisa Indonesia.
Pada awal Januari 2020, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan surat utang global dengan denominasi valuta asing (valas). Menurut keterangan resmi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, global bond terbit dalam dua denominasi mata uang yakni dolar AS dan euro.
Pemerintah menerbitkan surat utang global denominasi dolar AS dalam dua seri yaitu RI0230 (tenor 10 tahun) senilai US$ 1,2 miliar dan seri RI 0250 (tenor 30 tahun) senilai US$ 800 juta. Sementara untuk surat utang berdenominasi euro, pemerintah menerbitkan obligasi global dengan seri RIEURO227 senilai EUR 1 miliar (tenor 7 tahun).
Penerimaan valas dari penerbitan surat utang global tersebut mendorong cadangan devisa Indonesia menggemuk.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular