
Analisis
Data Tenaga Kerja AS akan Jadi Penentu Harga Emas
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 February 2020 15:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas belum banyak bergerak hingga memasuki perdagangan sesi Eropa Jumat (7/2/2020) setelah mencetak penguatan dua hari beruntun.
Pada pukul 15:07 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.565,93/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Rilis data tenaga kerja AS malam ini akan menentukan kemana arah emas hingga penutupan perdagangan nanti. Sepanjang pekan ini, data ekonomi AS dirilis cukup bagus yang memberikan tekanan bagi emas.
Institute for Supply Management (ISM) melaporkan purchasing managers' index (ISM) bulan Januari naik menjadi 50,9 dari bulan sebelumnya 47,2. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atas 50 berarti ekspansi, sementara di bawah berarti kontraksi.
Rilis data tersebut terbilang mengejutkan mengingat polling Reuters memprediksi kenaikan hanya ke 48,5 atau masih berkontraksi.Sementara dari sektor non manufaktur, ISM melaporkan peningkatan ekspansi menjadi 55,5, dari sebelumnya 55.
Kemudian Automatic Data Processing Inc. (ADP) melaporkan sepanjang bulan Januari sektor swasta AS menyerap 291.000 tenaga kerja, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Desember sebanyak 199.000 orang.
Untuk diketahui data dari ADP biasanya dijadikan acuan untuk memprediksi rilis data non-farm payroll (NFP) yang dirilis pemerintah pada hari ini. Data tersebut menunjukkan jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian yang diserap oleh ekonomi AS sepanjang bulan Januari.
Selain NFP, data lain yang dirilis adalah tingkat pengangguran, dan rata-rata upah per jam. Ketiga data tersebut menjadi satu paket data tenaga kerja AS. Sebabnya, data tenaga kerja AS merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan kebijakan moneter.
Rilis data yang bagus akan memperkuat sikap The Fed untuk mempertahankan suku bunga di tahun ini, tetapi jika buruk ada peluang suku bunga akan kembali dipangkas.
Emas dunia merupakan aset tanpa imbal hasil juga dibanderol dengan dolar AS. Penurunan suku bunga di AS memberikan keuntungan bagi investornya karena menurunkan opportunity cost atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.
Selain itu, penurunan suku bunga oleh The Fed juga membuat dolar AS tertekan. Di kala dolar AS melemah, maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya berpotensi meningkat.
Sebaliknya jika suku bunga tidak dipangkas, dolar AS berpotensi menguat dan permintaan emas berisiko menurun. Intinya harga emas cenderung tertekan jika dolar AS menguat.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif. Sementara histogramnya sudah masuk ke wilayah negative cukup dalam. Indikator ini menunjukkan emas masih mulai kehilangan momentum penguatan.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, MA 21, tetapi di bawah MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik tetapi masih jauh di wilayah jenuh beli (overbought).
Emas masih bergerak di antara US$ 1.563/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat, dan US$ 1.569/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat.
Jika support ditembus, emas berisiko melemah ke US$ 1.558/troy ons. Risiko turun lebih dalam ke area US$ 1.551/troy ons semakin besar jika US$ 1.558/troy ons juga ditembus.
Sementara jika berhasil melewati resisten, logam mulia ini berpeluang naik ke US$ 1.574/troy ons. Penembusan di atas area tersebut akan membuka peluang ke US$ 1.580/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Pada pukul 15:07 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.565,93/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Rilis data tenaga kerja AS malam ini akan menentukan kemana arah emas hingga penutupan perdagangan nanti. Sepanjang pekan ini, data ekonomi AS dirilis cukup bagus yang memberikan tekanan bagi emas.
Rilis data tersebut terbilang mengejutkan mengingat polling Reuters memprediksi kenaikan hanya ke 48,5 atau masih berkontraksi.Sementara dari sektor non manufaktur, ISM melaporkan peningkatan ekspansi menjadi 55,5, dari sebelumnya 55.
Kemudian Automatic Data Processing Inc. (ADP) melaporkan sepanjang bulan Januari sektor swasta AS menyerap 291.000 tenaga kerja, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Desember sebanyak 199.000 orang.
Untuk diketahui data dari ADP biasanya dijadikan acuan untuk memprediksi rilis data non-farm payroll (NFP) yang dirilis pemerintah pada hari ini. Data tersebut menunjukkan jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian yang diserap oleh ekonomi AS sepanjang bulan Januari.
Selain NFP, data lain yang dirilis adalah tingkat pengangguran, dan rata-rata upah per jam. Ketiga data tersebut menjadi satu paket data tenaga kerja AS. Sebabnya, data tenaga kerja AS merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan kebijakan moneter.
Rilis data yang bagus akan memperkuat sikap The Fed untuk mempertahankan suku bunga di tahun ini, tetapi jika buruk ada peluang suku bunga akan kembali dipangkas.
Emas dunia merupakan aset tanpa imbal hasil juga dibanderol dengan dolar AS. Penurunan suku bunga di AS memberikan keuntungan bagi investornya karena menurunkan opportunity cost atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.
Selain itu, penurunan suku bunga oleh The Fed juga membuat dolar AS tertekan. Di kala dolar AS melemah, maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya berpotensi meningkat.
Sebaliknya jika suku bunga tidak dipangkas, dolar AS berpotensi menguat dan permintaan emas berisiko menurun. Intinya harga emas cenderung tertekan jika dolar AS menguat.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
![]() Sumber: investing.com |
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif. Sementara histogramnya sudah masuk ke wilayah negative cukup dalam. Indikator ini menunjukkan emas masih mulai kehilangan momentum penguatan.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, MA 21, tetapi di bawah MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik tetapi masih jauh di wilayah jenuh beli (overbought).
Emas masih bergerak di antara US$ 1.563/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat, dan US$ 1.569/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat.
Jika support ditembus, emas berisiko melemah ke US$ 1.558/troy ons. Risiko turun lebih dalam ke area US$ 1.551/troy ons semakin besar jika US$ 1.558/troy ons juga ditembus.
Sementara jika berhasil melewati resisten, logam mulia ini berpeluang naik ke US$ 1.574/troy ons. Penembusan di atas area tersebut akan membuka peluang ke US$ 1.580/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular