
Listing Nara Hotel Ditunda, Siapa di Balik Emiten Ini?

Dalam prospektus IPO disebutkan, Nara Hotel melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar saham baru dengan harga penawaran sebesar Rp 101/saham. Dengan demikian perusahaan akan meraih dana IPO Rp 202 miliar.
Dana tersebut, akan digunakan secara rinci yakni:
1. Sekitar 45% akan digunakan untuk pembangunan hotel yang berlokasi di Nusa Penida, Bali, dengan luas bangunan sekitar 9.200 m2 yang akan dibangun di atas tanah yang luasnya sekitar 2.908 m2 dan telah memiliki Izin Lokasi serta Izin Lingkungan.
2. Sekitar 15% akan digunakan untuk pembangunan day club yang berlokasi di Nusa Penida, Bali, dengan luas bangunan sekitar 4.062 m2 yang akan dibangun di atas tanah yang luasnya sekitar 5.077 m2 dan telah memiliki Izin Lokasi serta Izin Lingkungan.
3. Sekitar 12,5% akan digunakan untuk pembangunan water park yang berlokasi di Nusa Penida, Bali, dengan luas bangunan sekitar 1.715 m2 yang akan dibangun di atas tanah seluas sekitar 5.645 m2 dan telah memiliki Izin Lokasi serta Izin Lingkungan.
4. Sekitar 10% akan digunakan untuk pembangunan commercial area, yang berlokasi di Nusa Penida, Bali, dengan luas bangunan seluas 8.450 m2 yang akan dibangun di atas tanah seluas 2.649 m2 dan telah memiliki Izin Lokasi serta Izin Lingkungan.
5. Sekitar 10% akan digunakan untuk pembelian tanah seluas sekitar 21.725 m2 milik Pan Dipir dan I Wayan Sangging yang berlokasi di Nusa Penida, Bali, di mana tanah tersebut akan digunakan untuk perluasan hotel.
6. Sekitar 7,5%akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Mengacu situs resmi perusahaan, bisnis perusahaan yang didirikan pada 2016 ini yakni di antaranya Tijili Benda, Tijili Seminyak, Tijili Lodge, The Tamora Canggu, The Shawow Canggu, dan The Atuh Nusa Penida.
Saat ini saham perusahaan dimiliki oleh PT Caesar Indah Manajemen (CIM) sebesar 30% dan PT Omni Multi Artha (OMA) 70%. Sebelumnya dipegang oleh Jack Hartono 12,37%. Hendry Drs 12,37%, Adrianus Daniel Sulaiman 1,37%, dan Elisa Sumargo 1,37%.
OMA dan CIM terhitung perusahaan baru. OMA berkedudukan di Jakarta Pusat dan didirikan pada 23 Juli 2018 dengan direksi dipimpin Boyke Albert Lengkong, sementara CIM yang didirikan pada 18 Juni 2019, di Jakarta Selatan, dipimpin direktur Adrianus Daniel Suilaiman.
Mengacu data prospektus, per 18 September 2019 susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Direksi:
Direktur Utama: Adrianus Daniel Sulaiman
Wakil Direktur: Yudhistira Putra Sakti
Direktur: Endy Kusumo
Direktur : Francis Maria Caesar Dick
Direktur: Muliawan Kamal
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama: Anak Agung Ngurah Oka Swardipa, S.T.
Komisaris: Adolf Chien Fay Lim
Komisaris Independen: Hamdi Hassyarbaini
CNBC Indonesia sudah mencoba mengontak salah satu komisaris yakni Hamdi Hassyarbaini yang juga mantan Direktur BEI. "Nanti kami akan ada press release. Tunggu ya," ujar Hamdi menjawab pesan singkat CNBC Indonesia.
