
Pemakzulan Trump Gagal, Benarkah Ekonomi Dunia Diuntungkan?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 February 2020 12:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham dunia membukukan kinerja yang ciamik pada perdagangan keempat di pekan ini, Kamis (6/2/2020).
Di kawasan Asia, seluruh bursa saham utama mengawali hari di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei terapresiasi 1,38%, indeks Shanghai naik 0,31%, indeks Hang Seng menguat 1,45%, indeks Straits Times terkerek 0,47%, dan indeks Kospi bertambah 0,88%.
Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei terapresiasi 2,07%, indeks Shanghai naik 0,52%, indeks Hang Seng menguat 1,83%, indeks Straits Times terkerek 0,39%, dan indeks Kospi bertambah 2,01%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selaku indeks saham acuan di Indonesia dibuka naik 0,41% ke level 6.002,92. Hingga berita ini diturunkan, IHSG menguat 0,22% ke level 5.991,42.
Jika apresiasi IHSG bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menandai apresiasi ketiga secara beruntun.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (5/2/2020), bursa saham AS alias Wall Street mencatatkan apresiasi yang signifikan. Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Dow Jones naik 1,68%, indeks S&P 500 menguat 1,13%, dan indeks Nasdaq Composite terkerek 0,43%.
Pada perdagangan hari ini, Wall Street tampak belum akan kehabisan nafas walau sudah mencetak apresiasi selama tiga hari beruntun. Hingga pukul 13:00 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 127,15 poin, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 13,56 dan 53,02 poin.
Jika dihitung persentasenya, maka indeks Dow Jones diimplikasikan menguat sebesar 0,43% pada pembukaan perdagangan nanti malam, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan menguat masing-masing sebesar 0,41% dan 0,56%.
Untuk diketahui, pergerakan sebesar itu pada kontrak futures indeks saham utama AS jarang sekali didapati pada pagi hingga siang hari waktu Indonesia. Pasalnya, dalam periode tersebut pelaku pasar saham AS sedang terlelap dalam tidur.
Pergerakan yang besar pada kontrak futures indeks saham utama AS di pagi hingga siang hari waktu Indonesia biasanya didapati ketika ada sentimen yang begitu signifikan, baik positif maupun negatif.
Pada hari ini, sentimen positif bagi bursa saham dunia datang dari upaya pemakzulan Presiden AS Donald Trump oleh Partai Demokrat yang gagal total.
Seperti yang diketahui, pada pertengahan Desember 2019 DPR AS resmi memutuskan untuk memakzulkan Trump. Kala itu, mayoritas anggota DPR AS memberikan persetujuan untuk mencopot Trump dari posisinya sebagai orang nomor satu di AS.
Ada dua alasan yang membuat anggota DPR AS memutuskan untuk melengserkan Trump. Pertama, Trump didakwa telah menyalahgunakan kekuasaannya ketika menahan bantuan pendanaan bagi Ukraina guna mendorong Ukraina meluncurkan investigasi terhadap lawan politiknya, Joe Biden.
Kedua, Trump juga didakwa karena dianggap menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya. Hal ini dilakukan oleh Trump dengan melarang para pembantunya di Gedung Putih untuk memberikan kesaksian di sidang penyelidikan Trump.
Anggota DPR AS menggolkan pasal penyalahgunaan kekuasaan dengan skor 230-197. Sementara itu, pasal kedua yang menyebut bahwa Trump telah menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya, digolkan dengan skor 229-198.
Pemakzulan Trump tersebut membuatnya menjadi presiden AS ketiga sepanjang sejarah yang dimakzulkan oleh DPR. Dua presiden AS lainnya yang mengalami nasib serupa adalah Andrew Johnson dan Bill Clinton.
Namun, kini upaya dari Partai Demokrat terbukti gagal total. Kemarin waktu setempat, Senat AS resmi melakukan pemungutan suara atas dua pasal yang didakwakan oleh DPR AS kepada Trump.
Hasilnya, Trump dinyatakan tak bersalah atas kedua pasal tersebut. Melansir CNBC International, sebanyak 52 dari 100 senator menyatakan Trump tak bersalah atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan. Sementara untuk dakwaan menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya, sebanyak 53 senator menyatakan Trump tak bersalah.
Praktis, Trump tetap menempati posisi sebagai orang nomor satu di AS, negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia.
Di kawasan Asia, seluruh bursa saham utama mengawali hari di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei terapresiasi 1,38%, indeks Shanghai naik 0,31%, indeks Hang Seng menguat 1,45%, indeks Straits Times terkerek 0,47%, dan indeks Kospi bertambah 0,88%.
Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei terapresiasi 2,07%, indeks Shanghai naik 0,52%, indeks Hang Seng menguat 1,83%, indeks Straits Times terkerek 0,39%, dan indeks Kospi bertambah 2,01%.
Jika apresiasi IHSG bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menandai apresiasi ketiga secara beruntun.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (5/2/2020), bursa saham AS alias Wall Street mencatatkan apresiasi yang signifikan. Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Dow Jones naik 1,68%, indeks S&P 500 menguat 1,13%, dan indeks Nasdaq Composite terkerek 0,43%.
Pada perdagangan hari ini, Wall Street tampak belum akan kehabisan nafas walau sudah mencetak apresiasi selama tiga hari beruntun. Hingga pukul 13:00 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 127,15 poin, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 13,56 dan 53,02 poin.
Jika dihitung persentasenya, maka indeks Dow Jones diimplikasikan menguat sebesar 0,43% pada pembukaan perdagangan nanti malam, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan menguat masing-masing sebesar 0,41% dan 0,56%.
Untuk diketahui, pergerakan sebesar itu pada kontrak futures indeks saham utama AS jarang sekali didapati pada pagi hingga siang hari waktu Indonesia. Pasalnya, dalam periode tersebut pelaku pasar saham AS sedang terlelap dalam tidur.
Pergerakan yang besar pada kontrak futures indeks saham utama AS di pagi hingga siang hari waktu Indonesia biasanya didapati ketika ada sentimen yang begitu signifikan, baik positif maupun negatif.
Pada hari ini, sentimen positif bagi bursa saham dunia datang dari upaya pemakzulan Presiden AS Donald Trump oleh Partai Demokrat yang gagal total.
Seperti yang diketahui, pada pertengahan Desember 2019 DPR AS resmi memutuskan untuk memakzulkan Trump. Kala itu, mayoritas anggota DPR AS memberikan persetujuan untuk mencopot Trump dari posisinya sebagai orang nomor satu di AS.
Ada dua alasan yang membuat anggota DPR AS memutuskan untuk melengserkan Trump. Pertama, Trump didakwa telah menyalahgunakan kekuasaannya ketika menahan bantuan pendanaan bagi Ukraina guna mendorong Ukraina meluncurkan investigasi terhadap lawan politiknya, Joe Biden.
Kedua, Trump juga didakwa karena dianggap menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya. Hal ini dilakukan oleh Trump dengan melarang para pembantunya di Gedung Putih untuk memberikan kesaksian di sidang penyelidikan Trump.
Anggota DPR AS menggolkan pasal penyalahgunaan kekuasaan dengan skor 230-197. Sementara itu, pasal kedua yang menyebut bahwa Trump telah menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya, digolkan dengan skor 229-198.
Pemakzulan Trump tersebut membuatnya menjadi presiden AS ketiga sepanjang sejarah yang dimakzulkan oleh DPR. Dua presiden AS lainnya yang mengalami nasib serupa adalah Andrew Johnson dan Bill Clinton.
Namun, kini upaya dari Partai Demokrat terbukti gagal total. Kemarin waktu setempat, Senat AS resmi melakukan pemungutan suara atas dua pasal yang didakwakan oleh DPR AS kepada Trump.
Hasilnya, Trump dinyatakan tak bersalah atas kedua pasal tersebut. Melansir CNBC International, sebanyak 52 dari 100 senator menyatakan Trump tak bersalah atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan. Sementara untuk dakwaan menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya, sebanyak 53 senator menyatakan Trump tak bersalah.
Praktis, Trump tetap menempati posisi sebagai orang nomor satu di AS, negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia.
Next Page
Jenius Dalam Kelola Perekonomian
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular