Analisis Teknikal

Sempat ke Level Terendah dalam 2 Tahun, Ini Arah Saham PGAS

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
06 February 2020 09:32
Penetapan harga gas industri sebesar US$ 6 ini sebenarnya sudah diatur dalam peraturan presiden nomor 40 tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi.
Foto: PGN Perluas Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi (Dok PGN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) masih tertekan hingga menyentuh level terendahnya lebih dari 2 tahun terakhir sejalan dengan upaya pemerintah yang akan menurunkan harga jual gas alam.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta Presiden Joko Widodo menurunkan harga gas industri dari US$ 8 hingga US$ 9 MMBTU menjadi US$ 6 per MMBTU. Menurut Agus penetapan harga gas industri sebesar US$ 6 ini sebenarnya sudah diatur dalam peraturan presiden nomor 40 tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi.

Data bursa mencatat, saham PGAS pada Rabu (5/2/2020) kemarin ditutup dengan penurunan 45 poin atau 2,96% pada harga Rp 1.475/saham. Nilai transaksi yang tercipta sebesar 2,09 juta unit saham senilai Rp 316,68 miliar.

Investor asing terlihat gencar menjual saham PGAS dengan catatan jual bersih (net sell) senilai Rp 9,83 miliar di pasar reguler. Akan tetapi di pasar non reguler (tunai/negosiasi), asing justru membukukan net buy yang mencapai Rp 11,48 miliar. Sehingga di semua pasar net buy Rp 1,66 miliar.

Dengan penurunan pada saham PGAS hari ini, maka sejak awal tahun (year to date/ytd) saham PGAS sudah terkoreksi 32,03% dari harga Rp 2.170 akhir 2019 lalu. Saat ini harga saham PGAS naik 2,03% ke level Rp 1.505.

Lalu, sampai di mana saham PGAS akan kembali turun? Atau sudah menjadi level harga terendahnya sehingga berpotensi kembali naik? Simak ulasan teknikal Tim Riset CNBC Indonesia mengenai saham PGAS.

Analisis Saham PGAS

Secara jangka menengah, saham PGAS dalam tren penurunan (downtrend) harga. Hal ini terkonfirmasi dari grafik batang (candlestick) sahamnya yang berwarna gelap pertanda tekanan jual lebih dominan sejak awal tahun.

Akan tetapi pada penutupan perdagangan Rabu (5/2/2020) kemarin, tekanan beli mulai muncul seiring terbentuknya ekor (shadow) pada pola grafik terakhir.

Melihat level penopang penurunan harga sahamnya (support level) yang cukup kuat di harga  Rp 1.390/saham, ada potensi penurunan harga sahamnya mulai terbatas dan kemungkinan berbalik arah menguat cukup besar.

Selain itu, posisi sahamnya menurut indikator RSI sudah memasuki level jenuh jualnya (oversold), sehingga kemungkinan menguat saham PGAS cukup terbuka.

Jika pembalikan arah terjadi, level penghalang kenaikan harga (resistance level) terdekatnya berada di Rp 1.500/sahamnya, dan jika tertembus level resistance selanjutnya yang akan diuji berada di Rp 1.600/saham.

Sumber: Refinitiv (Diolah)

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Harga Gas Batal Naik, Saham PGAS Berpotensi Kembali Tertekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular