Jokowi Minta Gas Murah US$ 6, Saham PGN Ambles 10,59%

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
04 February 2020 16:47
Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terpantau turun hingga 180 poin atau 10,59% ke level Rp 1.520 per saham pada perdagangan Selasa.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terpantau turun hingga 180 poin atau 10,59% ke level Rp 1.520 per saham pada penutupan perdagangan Selasa (4/2/2020) menyusul permintaan pemerintah untuk menurunkan harga gas menjadi US$ 6 per mmbtu.

Sepanjang perdagangan hari ini, harga saham PGAS berada di kisaran Rp 1.520 sampai Rp 1.710 per saham dan diperdagangkan sebanyak 22.347 kali. Sebanyak 166,4 juta lembar saham diperdagangkan pada hari dengan nilai sebesar Rp 264,62 miliar.


Aksi beli asing tercatat hanya menyerap 2,95% atau 9,8 juta lembar dengan nilai Rp Rp 15,8 miliar. Sementara untuk aksi jual asing terpantau 13,13% dengan jumlah 43,8 juta lembar dengan nilai Rp 70,4 miliar.

Sementara itu untuk aksi beli investor domestik tercatat mendominasi 47,05% atau 156 juta lembar dengan nilai Rp 249,3 miliar. Sementara itu untuk aksi jual domestik 36,7% atau 194 juta lembar dengan nilai Rp 15,3 miliar.


Harga gas industri menjadi perhatian belakangan ini karena dinilai masih terlalu mahal. Bahkan Presiden Joko Widodo meminta harga gas industri bisa menjadi US$ 6 per mmbtu dalam waktu 6 bulan.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta Presiden Joko Widodo untuk menurunkan harga gas industri dari US$ 8 hingga US$ 9  per Million Metric British Thermal Unit atau MMBTU menjadi US$ 6 per MMBTU. Menurut Agus Gumiwang penetapan harga gas industri sebesar US$ 6 ini sebenarnya sudah diatur dalam peraturan presiden nomor 40 tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi.


(dob/dob) Next Article Polemik Harga Gas yang Bikin Harga Saham PGAS Ambles

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular