
Sektor Telekomunikasi Jadi Perhatian, Saham Indosat Loncat 9%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Indosat Tbk (ISAT) melesat setelah perusahaan sekuritas asing yakni Credit Suisse Securities Indonesia (CS) memberi rekomendasi beli "overweight" pada saham-saham telekomunikasi.
Data bursa mencatat, saham ISAT pada perdagangan hari Rabu (5/2/2020) ditutupdengan kenaikan 210 poin atau 9,59% pada harga Rp 2.400/saham. Nilai transaksi yang tercipta sebesar 21,44 juta unit saham senilai Rp 50,85 miliar.
Investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 2,7 miliar di pasar reguler. Akan tetapi di pasar non reguler (tunai/negosiasi), asing justru membukukan net sell mencapai Rp 6,75 miliar, sehingga di semua pasar mencatatkan net sell sebesar Rp 4,05 miliar.
Credit Suisse merekomendasikan beli pada saham-saham telekomunikasi karena persaingan antara operator seluler '3 besar' di kuartal ke-IV 2019 hingga kuartal I 2020 tetap stabil. Ditambah dengan Indosat yang mengeluarkan paket 'unlimited' untuk pelanggan barunya pada Oktober 2019.
Berdasarkan riset OpenSignal yang mengukur 3,3 juta orang di seluruh Indonesia yang diterbitkan pada bulan Desember 2019, sesuai dengan harapan Credit Suisse bahwa stabilitas tarif masih akan berlanjut dengan dua alasan utama.
Pertama pengalaman pengguna jaringan SmartFren yang agresif semakin memburuk. Kedua, kesenjangan jaringan kinerja antara Indosat dan XL semakin menyempit.
Dengan peningkatan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) sekitar 30% karena pelanggan berpindah dari 3G ke 4G berdasarkan harga saat ini untuk pasar seluler Indonesia, pendapatan perusahaan akan mengalami kenaikan pendapatan pada angka tengah digit angka tunggal pada tahun 2020.
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!