Corona Menusuk Jantung Ekonomi, Harga Batu Bara Terus Turun

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 February 2020 11:32
Harga batu bara masih melanjutkan tren koreksi pekan lalu, pasar yang sepi dan virus corona jadi dua faktor utama penekan harga
Foto: Tongkang batubara di Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus terkoreksi sepekan lalu. Pasar yang sepi dan penyebaran virus corona yang makin meluas membuat harga batu bara berada dalam tekanan.

Pada perdagangan hari terakhir pekan kemarin Jumat (31/1/2020), harga batu bara kontrak acuan ICE Newcastle ditutup melemah tipis 0,08% dibanding posisi penutupan sehari sebelumnya.

Harga batu bara terakhir menyentuh level US$ 66,3/ton. Koreksi terjadi sepanjang minggu, sepekan kemarin harga anjlok 1,85%. Jika dihitung sejak cetak rekor tertinggi pada 13 Januari lalu, harga telah melorot 14%.

Sepekan lalu, China menjalani libur perayaan tahun baru imlek. Seperti biasa, saat libur aktivitas perdagangan komoditas cenderung sepi. Namun ada yang berbeda dengan libur imlek tahun ini di China.

Saat ini China sedang terkena musibah. Virus corona yang ganas terus menelan korban. Mengacu pada data dashboard John Hopkins CSSE, saat ini sudah ada 17.368 kasus yang dilaporkan. Jumlah korban meninggal mencapai 362 orang.

Walau tak semematikan SARS, virus ini menyebar dengan sangat cepat. Dalam kurun waktu sebulan jumlah kasus yang dilaporkan meningkat pesat dan telah malampaui kasus SARS secara global.

Kejadian ini telah menyita perhatian seluruh dunia. Akibat epidemi ini rantai pasok jadi terganggu dan sektor transportasi terkontraksi. Akibatnya mulai banyak ekonom yang meramal ekonomi China dalam bahaya.

Bank investasi global Goldman Sachs memperkirakan wabah ini dapat memukul perekonomian Negeri Panda hingga 0,4 persen poin pada 2020. Penurunan ekonomi China juga akan dirasakan oleh Paman Sam.

Reuters malaporkan, Goldman Sachs menyebut ekonomi AS juga akan kena imbasnya dan berpotensi turun 0,4 persen poin pada kuartal pertama tahun ini. Namun ekonomi AS berhasil kembali pulih dan dampaknya ke perekonomian AS dalam satu tahun 2020 tak terlalu signifikan.

"Dapat dipastikan (wabah) virus corona akan menurunkan pertumbuhan ekonomi China dan permintaan terhadap komoditas pada kuartal ini" kata analis Capital Economics dalam sebuah catatan.

Merebaknya virus corona yang berpotensi hantam perekonomian China tentu bukan kabar yang baik untuk komoditas. Pasalnya, sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia China merupakan negara dengan konsumsi komoditas terbesar di dunia, salah satunya batu bara. Hal ini tentu membuat pasar komoditas jadi was-was.

[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular