
Makin Tak Bertenaga, Harga Batu Bara Terus-terusan Melemah
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
31 January 2020 11:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara makin ajlok, kemarin harga si batu hitam lagi-lagi ditutup melemah. Aktivitas perdagangan yang belum pulih karena libur awal tahun ditambah dengan pasar yang dihantui virus corona membuat tekanan terhadap harga-harga komoditas, salah satunya batu bara.
Kemarin, Kamis (30/1/2020) harga batu bara kontrak ICE Newcastle kembali ditutup lebih rendah dibanding posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Harga batu bara terkoreksi 0,82% ke level US$ 66,35/ton.
China dijadwalkan libur satu minggu pada perayaan tahun baru imlek untuk periode 24-30 Januari 2020. Sehingga secara musiman, awal tahun aktivitas perdagangan memang bisa dikatakan sepi.
Namun dengan adanya kasus virus corona yang saat ini telah menjangkiti lebih dari 18 negara membuat pelaku pasar semakin cemas. Pasalnya dalam waktu satu bulan terakhir, virus yang menyerang sistem pernapasan ini telah menginfeksi lebih dari 9.000 orang dan menewaskan 213 orang.
Virus ini sering dibandingkan dengan wabah SARS 2002-2003 silam. Memang virus yang menginfeksi jenisnya sama, yaitu virus corona. Namun kalau dilihat dari segi tingkat mortalitas, virus corona baru ini memberikan efek letal yang lebih rendah (tingkat mortalitas SARS ~10%; 2019-nCoV tingkat mortalitasnya hanya ~2%).
Namun dilihat dari kecepatan infeksinya, virus corona baru ini jauh lebih menular. Fakta inilah yang memicu kecemasan secara global akhir-akhir ini. Agar tak terus menyebar luas, pemerintah China saat ini mengkarantina lebih dari 20 kota. Libur imlek juga diperpanjang di beberapa daerah hingga pertengahan Februari.
Beberapa maskapai penerbangan tersebut seperti Air France (hingga 9 Februari), British Airways (hingga akhir Januari), Air Seoul , Egyptair dan maskapai penerbangan Indonesia Lion Air.
Tak hanya menunda penerbangan, beberapa negara sudah mulai mengeluarkan himbauan perjalanan ke China. Pada 29 Januari lalu, pemerintah Amerika Serikat menghimbau warganya untuk tidak bepergian ke provinsi Hubei dan mempertimbangkan kembali rencananya jika akan bepergian ke China selain daerah yang di larang
Beberapa ekonom sudah mulai menghitung dampak ekonomi dari kejadian ini. Analis Nomura menulis dalam sebuah laporan, tingkat pertumbuhan PDB China mungkin berada di bawah 6% yang berhasil dicapai pada 2019.
China sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia merupakan pusat manufaktur global. Tak hanya itu, populasi yang sangat besar hingga lebih dari 1 miliar orang membuat China sebagai negara konsumen terbesar berbagai produk terutama komoditas.
China merupakan salah satu konsumen batu bara terbesar di dunia. Kala perekonomian China turun akibat wabah ini, dampaknya ke komoditas terutama batu bara tentu akan terasa.Â
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/hps) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara
Kemarin, Kamis (30/1/2020) harga batu bara kontrak ICE Newcastle kembali ditutup lebih rendah dibanding posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Harga batu bara terkoreksi 0,82% ke level US$ 66,35/ton.
China dijadwalkan libur satu minggu pada perayaan tahun baru imlek untuk periode 24-30 Januari 2020. Sehingga secara musiman, awal tahun aktivitas perdagangan memang bisa dikatakan sepi.
Namun dengan adanya kasus virus corona yang saat ini telah menjangkiti lebih dari 18 negara membuat pelaku pasar semakin cemas. Pasalnya dalam waktu satu bulan terakhir, virus yang menyerang sistem pernapasan ini telah menginfeksi lebih dari 9.000 orang dan menewaskan 213 orang.
Namun dilihat dari kecepatan infeksinya, virus corona baru ini jauh lebih menular. Fakta inilah yang memicu kecemasan secara global akhir-akhir ini. Agar tak terus menyebar luas, pemerintah China saat ini mengkarantina lebih dari 20 kota. Libur imlek juga diperpanjang di beberapa daerah hingga pertengahan Februari.
Beberapa maskapai penerbangan tersebut seperti Air France (hingga 9 Februari), British Airways (hingga akhir Januari), Air Seoul , Egyptair dan maskapai penerbangan Indonesia Lion Air.
Tak hanya menunda penerbangan, beberapa negara sudah mulai mengeluarkan himbauan perjalanan ke China. Pada 29 Januari lalu, pemerintah Amerika Serikat menghimbau warganya untuk tidak bepergian ke provinsi Hubei dan mempertimbangkan kembali rencananya jika akan bepergian ke China selain daerah yang di larang
Beberapa ekonom sudah mulai menghitung dampak ekonomi dari kejadian ini. Analis Nomura menulis dalam sebuah laporan, tingkat pertumbuhan PDB China mungkin berada di bawah 6% yang berhasil dicapai pada 2019.
China sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia merupakan pusat manufaktur global. Tak hanya itu, populasi yang sangat besar hingga lebih dari 1 miliar orang membuat China sebagai negara konsumen terbesar berbagai produk terutama komoditas.
China merupakan salah satu konsumen batu bara terbesar di dunia. Kala perekonomian China turun akibat wabah ini, dampaknya ke komoditas terutama batu bara tentu akan terasa.Â
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/hps) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara
Most Popular