
Makro Ekonomi Oke, IHSG Kok Ambles Terus ya?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 January 2020 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar menilai faktor makroekonomi Indonesia sepanjang tahun ini cukup baik, terlebih pergerakan rupiah yang masih terjaga di level Rp 13.600/US$. Hal ini dinilai bisa menjadi sentimen positif bagi pasar untuk masuk ke pasar portofolio dalam negeri, terutama saham.
Analis Koneksi Capital Alfred Nainggolan mengatakan meski banyak sentimen eksternal yang kurang baik, rupiah mampu memperlihatkan keperkasaannya dengan bertahan di level tersebut. Belum lagi angka inflasi hingga sepanjang 2019 yang mampu terjaga di level cukup rendah.
"Angka makro bisa jadi dasar untuk pertimbangan investor, seperti angka inflasi yang terjaga, rupiah kuat di Rp 13.600 meski banyak sentimen eksternal," kata Alfred kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/1/2020).
IHSG terhempas, turun 0,91% ke level 6.057,60. Nilai transaksi tercatat Rp 5,26 triliun. Asing net sell Rp 316,72 miliar.
Saat ini pasar dinilai masih wait and see mengenai perkembangan penangan coronavirus yang telah menyerang banyak negara di dunia dan memakan ratusan korban jiwa, mengingat saat ini dinilai belum menjadi puncak bagi penyebaran virus tersebut.
"Secara global, pelaku pasar masih menunggu kasus ini diselesaikan, artinya menunggu penurunan jumlah korban dan jumlah negara yang terjangkiti," terang dia.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi Desember 2019. Desember 2019 terjadi inflasi sebesar 0,34%.
"Dengan inflasi Desember 2019 0,34% maka inflasi 2019 secara keseluruhan 2,72%," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Kamis (2/1/2020).
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pasar spot hari ini, meski masih cukup jauh dari level Rp 13.700/US$.
Pada Kamis (30/1/2020), US$ 1 dibanderol Rp 13.645/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 0,26% ke Rp 13.655/US$.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini kembali mencatatkan pergerakan negatif, tak mampu mempertahankan penguatan yang terjadi pada perdagangan kemarin, Rabu (30/1/2020).
CNBC Indonesia mencatat, hingga perdagangan pukul 15.05 sore ini atau 55 menit jelang penutupan perdagangan, indeks masih terus melemah hingga level 0,83% ke 6.062,53 poin.
Padahal nilai perdagangan hanya mencapai Rp 3,59 triliun saja dengan jumlah saham yang ditransaksikan 4,44 miliar dan frekuensi 345.250 kali.
(hps/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Analis Koneksi Capital Alfred Nainggolan mengatakan meski banyak sentimen eksternal yang kurang baik, rupiah mampu memperlihatkan keperkasaannya dengan bertahan di level tersebut. Belum lagi angka inflasi hingga sepanjang 2019 yang mampu terjaga di level cukup rendah.
"Angka makro bisa jadi dasar untuk pertimbangan investor, seperti angka inflasi yang terjaga, rupiah kuat di Rp 13.600 meski banyak sentimen eksternal," kata Alfred kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/1/2020).
IHSG terhempas, turun 0,91% ke level 6.057,60. Nilai transaksi tercatat Rp 5,26 triliun. Asing net sell Rp 316,72 miliar.
"Secara global, pelaku pasar masih menunggu kasus ini diselesaikan, artinya menunggu penurunan jumlah korban dan jumlah negara yang terjangkiti," terang dia.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi Desember 2019. Desember 2019 terjadi inflasi sebesar 0,34%.
"Dengan inflasi Desember 2019 0,34% maka inflasi 2019 secara keseluruhan 2,72%," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Kamis (2/1/2020).
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pasar spot hari ini, meski masih cukup jauh dari level Rp 13.700/US$.
Pada Kamis (30/1/2020), US$ 1 dibanderol Rp 13.645/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 0,26% ke Rp 13.655/US$.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini kembali mencatatkan pergerakan negatif, tak mampu mempertahankan penguatan yang terjadi pada perdagangan kemarin, Rabu (30/1/2020).
CNBC Indonesia mencatat, hingga perdagangan pukul 15.05 sore ini atau 55 menit jelang penutupan perdagangan, indeks masih terus melemah hingga level 0,83% ke 6.062,53 poin.
Padahal nilai perdagangan hanya mencapai Rp 3,59 triliun saja dengan jumlah saham yang ditransaksikan 4,44 miliar dan frekuensi 345.250 kali.
(hps/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular