
Virus Corona Bikin Khawatir, Harga SUN Naik Bisa Tipis
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
30 January 2020 13:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat tipis atau dapat dikatakan cenderung flat hari ini di tengah masih merebaknya virus corona Wuhan yang sukses membuat khawatir pelaku pasar global.
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan keuntungan yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0081 dan FR0082 yang bertenor 5 tahun dan 15 tahun dengan penurunan yield 1,5 basis poin (bps) menjadi 6,01% dan 7,14%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan keuntungan yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0081 dan FR0082 yang bertenor 5 tahun dan 15 tahun dengan penurunan yield 1,5 basis poin (bps) menjadi 6,01% dan 7,14%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 30 Jan'20
Seri | Jatuh tempo | Yield 29 Jan'20 (%) | Yield 30 Jan'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 29 Jan'21 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.034 | 6.019 | -1.50 | 5.9727 |
FR0082 | 10 tahun | 6.649 | 6.647 | -0.20 | 6.634 |
FR0080 | 15 tahun | 7.155 | 7.14 | -1.50 | 7.1232 |
FR0083 | 20 tahun | 7.337 | 7.348 | 1.10 | 7.3311 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular