
Internasional
Duh! Perjanjian Damai Dagang AS-China Bisa Dirusak Corona
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
29 January 2020 17:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjanjian damai dagang Fase I antara Amerika Serikat dan China terancam karena corona. Menurut laporan terbaru dari Panjiva Research, corona bisa mengganggu permintaan yang sudah diatur dalam perjanjian kedua negara.
China telah berkomitmen meningkatkan 88,3% impor barang-barang manufaktur dari AS pada tahun 2021. "Gangguan permintaan yang berkepanjangan bisa membuat pencapaian target itu lebih sulit," tulis CNBC International mengutip laporan itu, Rabu (29/1/2020).
Komentar ini bukan tanpa alasan. Apalagi, provinsi Hubei di mana kota Wuhan pusat corona berada merupakan rumah bagi 450 importir barang AS.
China saat ini sedang berjuang menahan gempuran wabah virus corona. Virus mirip SARS ini menginfeksi setidaknya 6.000 orang dan menewaskan 132 jiwa di negara itu.
Bahkan corona membuat kegelisahan di seluruh pasar. Apalagi kalau bukan karena investor mempertimbangkan potensi dampak ekonominya.
Hal senada juga diamini Penasihat Senior dan Ketua Wali Amanat Bisnis dan Ekonomi China di Pusat Studi Strategis dan Internasional Scott Kennedy. ia menegaskan penyebaran virus, bila tidak dikelola akan menjadi gangguan utama dari kesepakatan perdagangan.
"Memenuhi target dalam kesepakatan perdagangan bisa memudar," katanya dalam postingan Twitter.
Sebelumnya AS dan China menandatangani perjanjian damai perdagangan sementara pada pertengahan Januari lalu. Hubungan perdagangan keduanya sempat tegang sejak Maret 2018 lalu.
AS dan China juga akan menandatangani perjanjian Fase II. Namun Presiden AS menegaskan perjanjian lanjutan mungkin akan dilakukan setelah Pemilu Presiden AS November 2020.
(sef/sef) Next Article Terbaru, Hampir 500 Orang Tewas Karena Corona
China telah berkomitmen meningkatkan 88,3% impor barang-barang manufaktur dari AS pada tahun 2021. "Gangguan permintaan yang berkepanjangan bisa membuat pencapaian target itu lebih sulit," tulis CNBC International mengutip laporan itu, Rabu (29/1/2020).
Komentar ini bukan tanpa alasan. Apalagi, provinsi Hubei di mana kota Wuhan pusat corona berada merupakan rumah bagi 450 importir barang AS.
Bahkan corona membuat kegelisahan di seluruh pasar. Apalagi kalau bukan karena investor mempertimbangkan potensi dampak ekonominya.
Hal senada juga diamini Penasihat Senior dan Ketua Wali Amanat Bisnis dan Ekonomi China di Pusat Studi Strategis dan Internasional Scott Kennedy. ia menegaskan penyebaran virus, bila tidak dikelola akan menjadi gangguan utama dari kesepakatan perdagangan.
"Memenuhi target dalam kesepakatan perdagangan bisa memudar," katanya dalam postingan Twitter.
Sebelumnya AS dan China menandatangani perjanjian damai perdagangan sementara pada pertengahan Januari lalu. Hubungan perdagangan keduanya sempat tegang sejak Maret 2018 lalu.
AS dan China juga akan menandatangani perjanjian Fase II. Namun Presiden AS menegaskan perjanjian lanjutan mungkin akan dilakukan setelah Pemilu Presiden AS November 2020.
(sef/sef) Next Article Terbaru, Hampir 500 Orang Tewas Karena Corona
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular