
Analisis
The Fed Bikin Rupiah Belum "Pede" Menguat Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 January 2020 12:54

Jika dilihat secara teknikal, penguatan rupiah terjadi setelah menembus ke batas bawah pola Descending Triangle, yang sebelumnya juga diikuti dengan munculnya pola Black Marubozu.
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus di awal bulan ini.
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%.
Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrumen akan mengalami penurunan lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.
Sejak saat itu, penguatan rupiah belum terbendung. Jika melihat Descending Triangle, dari titik atas Rp 14.525/US$ hingga ke batas bawah Rp 13.885/US$, ada jarak sebesar Rp 640.
Ketika pola Descending Triangle berhasil ditembus, maka target yang dituju juga sebesar jarak titik atas hingga ke batas bawah. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut, secara teknikal rupiah masih memiliki ruang menguat hingga ke Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
Area Rp 13.885/US$ kini menjadi resisten (tahanan atas). Rupiah masih berpeluang menguat menuju target Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah selama level tersebut tidak terlampaui.
Sementara untuk hari ini, indikator Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh overbought untuk pasangan USD/IDR, maka itu bisa menjadi sinyal harga akan turun dalam jangka pendek. Artinya penguatan dolar akan terpangkas atau bahkan berbalik melemah.
Resisten (tahanan atas) terdekat berada di level Rp 13.640/US$, selama tertahan di bawah level tersebut rupiah berpeluang menguat menguji kembali lr Rp 13.615/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang menguat ke Rp 13.590/US$.
Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten, Mata Uang Garuda berisiko melemah ke Rp 13.665/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas)
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus di awal bulan ini.
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%.
Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrumen akan mengalami penurunan lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.
![]() Sumber: investing.com |
Sejak saat itu, penguatan rupiah belum terbendung. Jika melihat Descending Triangle, dari titik atas Rp 14.525/US$ hingga ke batas bawah Rp 13.885/US$, ada jarak sebesar Rp 640.
Ketika pola Descending Triangle berhasil ditembus, maka target yang dituju juga sebesar jarak titik atas hingga ke batas bawah. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut, secara teknikal rupiah masih memiliki ruang menguat hingga ke Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
Area Rp 13.885/US$ kini menjadi resisten (tahanan atas). Rupiah masih berpeluang menguat menuju target Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah selama level tersebut tidak terlampaui.
![]() Sumber: investing.com |
Sementara untuk hari ini, indikator Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh overbought untuk pasangan USD/IDR, maka itu bisa menjadi sinyal harga akan turun dalam jangka pendek. Artinya penguatan dolar akan terpangkas atau bahkan berbalik melemah.
Resisten (tahanan atas) terdekat berada di level Rp 13.640/US$, selama tertahan di bawah level tersebut rupiah berpeluang menguat menguji kembali lr Rp 13.615/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang menguat ke Rp 13.590/US$.
Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten, Mata Uang Garuda berisiko melemah ke Rp 13.665/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular