Ambles 58%, Saham Envy Technologies Disuspensi BEI

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
29 January 2020 10:06
Saham PT Envy Technologies Indonesia Tbk. (ENVY) dihentikan sementara perdagangan (suspensi).
Foto: (ki-ka) Mahendra MSC – Direktur PT Envy Technologies Indonesia Tbk, Mohd Nadzaruddin bin Abd Hamid – Direktur. Dato’ Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi – Dirut, Ayu Perwitasari – Direktur, Ni Wayan Sukawidiani Resi – Corporate Secretary, usai PE Insidentil di Jakarta (27/11). Doc.ENVY

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten penyedia jasa teknologi, PT Envy Technologies Indonesia Tbk. (ENVY) dihentikan sementara perdagangan (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai perdagangan Rabu ini 29 Januari 2020.

Suspensi itu sehubungan dengan terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham ENVY sehingga diperlukan cooling down.

BEI menegaskan, penghentian sementara perdagangan saham ENVY ini dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai dengan tujuan memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang, berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambil keputusan investasinya di saham ENVY.


"Para pihak yang berkepentingan diharapkan selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan," tulis BEI, dikutip CNBC Indonesia, Rabu ini (29/1).

Data BEI mencatat saham ENVY dalam sepekan terakhir ambles 23,17% di level Rp 378/saham. Sejak awal Januari hingga sebelum suspensi atau year to date, saham ENVY juga melorot 58% dengan kapitalisasi pasar Rp 680,40 miliar. Year to date, asing sudah keluar Rp 1,79 miliar di pasar reguler, sementara di pasar negosiasi dan tunai asing masuk Rp 2,10 miliar.


Pada November 2019, manajemen ENVY juga diminta BEI menyelenggarakan paparan publik insidentil. Dalam paparannya, manajemen menegaskan akan mengantongi pendapatan sekitar Rp 1,25 triliun dari sejumlah proyek baru perseroan di beberapa lini bisnis yang akan digarap pada tahun 2020 hingga 2025.

Manajemen ENVY mengungkapkan sejumlah proyek baru yang akan digarap itu di antaranya Big Datadan Artificial Intelligence(kecerdasan buatan), ASEANCooperative (ACO) and MyAngkasa, GLC-Distribution & Logistic System, Internet of Things (IoT)-Composite LPG Cylinder, dan proyek di sistem perpajakan atau tax (host to host).

Estimasi pendapatan ini diperoleh proyek ASEAN Cooperative and MyAngkasa dan Sistem Pinjaman PNS senilai Rp 1,02 triliun, sistem perpajakan Rp 158,73 miliar, IoT Rp 28 miliar, Big Data Rp 28 miliar, GLC-Distribution & Logistic Rp 10 miliar, dan ACO-E-commerce plaftform Rp 405 juta.

Khusus untuk nota kesepakatan atau Memorandum of Agreement (MoA) Envy dengan ACO dan MyAngkasa sudah diteken di Kuala Lumpur, Malaysia pada Jumat (22/11/2019).

Presiden Direktur Envy, Dato' Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi mengatakan perseroan fokus pada perusahaan teknologi ventureyang menyediakan beragam layanan bisnis dan kegiatan di bidang sistem integrasi informatika, keamanan informasi digital, dan sistem integrasi telekomunikasi.

"Kami perusahaan teknologi, dengan didasarkan pada fundamental yang kuat serta penekanan pada integrasi yang dinamis," katanya di Jakarta, usai menggelar Public Expose Insidentil di BEI, Rabu (27/11/2019).


Beberapa proyek baru tersebut baru akan digarap perseroan pada 2020. Big Data pada Maret, IoT pada Juni, proyek ASEAN dimulai Juni, dan untuk sistem perpajakan akan dimulai Januari 2020.

Mengacu laporan keuangan, Envy mencatatkan laba bersih melonjak 79% menjadi Rp 5,61 miliar pada periode 9 bulan tahun ini atau per September 2019, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 3,13 miliar.

Melonjaknya laba bersih perusahaan ditopang dengan pendapatan perseroan yang juga melesat menjadi Rp 121,41 miliar, atau tumbuh hingga 147% dibandingkan dengan per September 2018 yakni Rp 49,18 miliar.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article PE Insidentil: ENVY Berpotensi Kantongi Proyek Baru Rp 1,25 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular