Corona Dituding 'Senjata Biologis', Kewaspadaan Kudu Dijaga!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 January 2020 09:27
Wall Street Akhirnya Menghijau
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Walau virus corona masih jadi momok yang menyeramkan bagi pasar keuangan dunia, Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari kedua pekan ini. indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 187,05 poin atau bertambah 0,66%.

Indeks S&P 500 juga ikut terdongkrak sebesar 32,61 poin atau menguat 1,01%. Sementara indeks komposit Nasdaq mencatatkan penguatan paling tinggi 1,43% dengan penambahan sebesar 130,37 poin.

Virus corona yang menggemparkan dunia akhir-akhir ini telah membuat pasar saham Paman Sam mengalami koreksi. Tercatat sejak 24 Januari lalu kala virus menyebar dengan sangat pesatnya, tiga indeks utama Wall Street terus mengalami koreksi.

Penguatan yang terjadi pada perdagangan kemarin waktu setempat menjadi penguatan pertama di pekan ini. Pada perdagangan kemarin, saham-saham yang menjadi top performer antara lain Apple, Intel dan Microsoft.

Saham Apple melesat 2,83% dalam sehari. Sedangkan saham Intel dan Microsoft mengalami kenaikan masing-masing 2,47% dan 1,96% pada perdagangan kemarin.

Faktor yang membuat harga saham Apple melesat signifikan pada perdagangan kemarin adalah rilis laporan keuangan kuartal empat. Apple mencatatkan kenaikan pendapatan 9% menjadi US$ 91,8 miliar, jauh melebih ekspektasi pasar yang hanya naik 4,8%.

Peningkatan pendapatan Apple ini didongkrak oleh penguatan penjualan produk iPhone baru miliknya yang naik 8% menjadi US$ 55,97 miliar. Segmen ini menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi Apple.

Sementara untuk unit bisnis jasa Apple yang meliputi iCloud, AppleCare dan Apple Tv naik 17% secara tahunan menjadi US$ 12,7 miliar.

Walau ditutup di zona hijau, Wall Street masih mewaspadai ancaman virus corona. Hal ini disampaikan oleh Starbucks dalam sebuah pengumuman. Seperti yang diketahui bersama Starbucks merupakan perusahaan AS yang terekspose ke pasar China yang saat ini dilanda wabah corona.

Starbucks mengatakan saat ini akan menutup lebih dari setengah gerainya yang berlokasi di China untuk sementara. Starbucks juga memperingatkan investor bahwa virus corona ini berpotensi menurunkan pendapatannya pada 2020.

Beberapa perusahaan AS yang bergerak di sektor ritel, restoran hingga hotel memang memiliki eksposur besar terhadap pasar China. Sehingga kejadian merebaknya virus corona ini menjadi risiko yang tak dapat dihindarkan untuk pendapatan emiten tersebut di tahun ini. Beberapa emiten yang tersebut antara lain Estee Lauder, Nike, McDonald, Marriot, Hilton dan Hyatt Hotel.

Saat ini AS sedang berupaya keras untuk mengembangkan vaksin virus corona. CNBC Internasional melaporkan vaksin ini diharapkan dapat diuji coba di fase awal dalam tiga bulan ke depan.

Bagaimanapun juga ini masih uji coba fase pertama. “Butuh waktu satu tahun atau lebih untuk vaksin ini dapat dijual ke publik” kata Dr. Anthony Fauci, direktur the National Institute of Allergy and Infectious Diseases. (twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular