
Analisis
Pelemahan Rupiah Berlanjut Lagi, Sampai Kapan?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 January 2020 12:41

Jika dilihat secara teknikal, penguatan rupiah terjadi setelah menembus ke batas bawah pola Descending Triangle, yang sebelumnya juga diikuti dengan munculnya pola Black Marubozu.
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus di awal bulan ini.
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%.
Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrumen akan mengalami penurunan lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.
Sejak saat itu, penguatan rupiah belum terbendung. Jika melihat Descending Triangle, dari titik atas Rp 14.525/US$ hingga ke batas bawah Rp 13.885/US$, ada jarak sebesar Rp 640.
Ketika pola Descending Triangle berhasil ditembus, maka target yang dituju juga sebesar jarak titik atas hingga ke batas bawah. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut, secara teknikal rupiah masih memiliki ruang menguat hingga ke Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
Area Rp 13.885/US$ kini menjadi resisten (tahanan atas). Rupiah masih berpeluang menguat menuju target Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah selama level tersebut tidak terlampaui.
Sementara untuk hari ini, risiko pelemahan rupiah sudah mulai terbatas melihat indikator Stochastic pada grafik 1 jam yang sudah mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh overbought untuk pasangan USD/IDR, maka itu bisa menjadi sinyal harga akan turun dalam jangka pendek. Artinya penguatan dolar akan terpangkas atau bahkan berbalik melemah.
Target pelemahan pada analisis teknikal kemarin Rp 13.640/US$ berhasil dicapai bahkan dilewati pada hari ini. Level tersebut kini menjadi support terdekat. Selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 13.665/US$. Sementara jika menembus ke bawah support, rupiah berpotensi memangkas pelemahan ke Rp 13.615/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus di awal bulan ini.
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%.
![]() Sumber: Refinitiv |
Sejak saat itu, penguatan rupiah belum terbendung. Jika melihat Descending Triangle, dari titik atas Rp 14.525/US$ hingga ke batas bawah Rp 13.885/US$, ada jarak sebesar Rp 640.
Ketika pola Descending Triangle berhasil ditembus, maka target yang dituju juga sebesar jarak titik atas hingga ke batas bawah. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut, secara teknikal rupiah masih memiliki ruang menguat hingga ke Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
Area Rp 13.885/US$ kini menjadi resisten (tahanan atas). Rupiah masih berpeluang menguat menuju target Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah selama level tersebut tidak terlampaui.
![]() Sumber: investing.com |
Sementara untuk hari ini, risiko pelemahan rupiah sudah mulai terbatas melihat indikator Stochastic pada grafik 1 jam yang sudah mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh overbought untuk pasangan USD/IDR, maka itu bisa menjadi sinyal harga akan turun dalam jangka pendek. Artinya penguatan dolar akan terpangkas atau bahkan berbalik melemah.
Target pelemahan pada analisis teknikal kemarin Rp 13.640/US$ berhasil dicapai bahkan dilewati pada hari ini. Level tersebut kini menjadi support terdekat. Selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 13.665/US$. Sementara jika menembus ke bawah support, rupiah berpotensi memangkas pelemahan ke Rp 13.615/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pages
Most Popular