
Sempat Mundur dari Perusahaan Sandiaga, Yenny Wahid ke Garuda
Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 January 2020 15:46

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hasilnya perombakan besar-besaran di jajaran direksi dan komisaris.
Nama-nama tenar masuk dalam jajaran komisaris Garuda. Beberapa di antaranya adalah Triawan Munaf mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Yenny Wahid, anak dari mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid (Gusdur.
Apa alasan Menteri BUMN, Erick Thohir, mewakili pemegang saham mayoritas Garuda menunjuk Triawan dan Yenny?
"Pak Triawan Munaf dengan semua pengalaman beliau tentu akan mampu memberikan masukan strategi pemasaran dan meningkatkan citra Garuda yang sempat terganggu. Khusus untuk Ibu Yenny Wahid, figur perempuan yang sangat mumpuni, Bu Yenny merupakan komisaris independen perwakilan publik yang dapat dipercaya," kata Erick dalam pernyataannya, Kamis (21/1/2020).
Berikut jajaran direksi Garuda:
Erick mengatakan sosok Yenny tak perlu dipertanyakan lagi. Apalagi sebagai perempuan, Yenny juga dikenal publik sangat memperhatikan isu-isu gender.
"Di mana dengan ada Bu Yenny, tentu sekarang pramugari, pekerja front office perempuan paling tidak ada yang melindungi atau ada yang bisa diajak bicara," kata Erick, Kamis (23/1/2020).
Yenny Wahid, kata Erick, memiliki latar belakang yang jelas sebagai aktivis. Posisinya di Garuda juga menjadi komisaris independen atau perwakilan publik, artinya bukan wakil siapa-siapa kecuali publik.
Mengacu situs Wahid Institute, Yenny adalah puteri kedua mendiang Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid. Dia juga mantan jurnalis Sidney Morning Herald dan the Age, Australia.
Yenny meraih gelar master di Harvard Kennedy School of Government. Pada 2006 menjadi Staf Khusus Komunikasi Politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di tahun 2009, didapuk sebagai Young Global Leader oleh World Economic Forum. Yenny banyak bergiat dalam forum-forum dialog antaragama dan advokasi isu-isu toleransi di Indonesia.
Pada 2015, Yenny mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Independen PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Ini perusahaan tambang emas, perak dan tembaga yang didirikan sejak tahun 2012.
Perusahaan memiliki dua pemegang saham utama di Indonesia, yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno, dan PT Provident Capital Indonesia.
Informasi Yenny pernah menjadi komisaris disebutkan ketika dia menjelaskan bahwa dirinya sudah mengundurkan diri, lewat akun Twitter resminya @yennywahid, pada 27 November 2015.
"Sy sdh mengajukan pengunduran diri Mas. Mhn ditanyakan langsung ke yg bersangkutan," cuit Yenny, menjawab pertanyaan salah satu netizen, @MiftahJatim yang melontarkan pertanyaan: "Gmn Ibu Presdir PT Merdeka Copper Gold Tbk, haruskah rakyat berhadapan dgn popor senjata?"
Pertanyaan itu dilontarkan berkaitan dengan persoalan izin eksploitasi pertambangan emas di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, milik PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha MDKA, di mana sebelumnya sempat terjadi kerusuhan sebagaimana dilaporkan media lokal.
(tas/tas) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Nama-nama tenar masuk dalam jajaran komisaris Garuda. Beberapa di antaranya adalah Triawan Munaf mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Yenny Wahid, anak dari mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid (Gusdur.
Apa alasan Menteri BUMN, Erick Thohir, mewakili pemegang saham mayoritas Garuda menunjuk Triawan dan Yenny?
"Pak Triawan Munaf dengan semua pengalaman beliau tentu akan mampu memberikan masukan strategi pemasaran dan meningkatkan citra Garuda yang sempat terganggu. Khusus untuk Ibu Yenny Wahid, figur perempuan yang sangat mumpuni, Bu Yenny merupakan komisaris independen perwakilan publik yang dapat dipercaya," kata Erick dalam pernyataannya, Kamis (21/1/2020).
Berikut jajaran direksi Garuda:
- Direktur Utama: Irfan Setiaputra
- Wakil Direktur Utama: Dony Oskaria
- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fuad Rizal
- Direktur Operasi: Tumpal Manumpak Hutapea
- Direktur Human Capital: Aryaperwira Adileksana
- Direktur Teknik: Rahmat Hanafi
- Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan IT: Ade R. Susardi
- Direktur Niaga dan Kargo: M. Rizal Pahlevi
- Komisaris Utama: Triawan Munaf
- Wakil Komisaris Utama: Chairal Tanjung
- Komisaris Independen: Yenny Wahid
- Komisaris Independen: Elisa Lumbantoruan
- Komisaris: Peter Gontha
Erick mengatakan sosok Yenny tak perlu dipertanyakan lagi. Apalagi sebagai perempuan, Yenny juga dikenal publik sangat memperhatikan isu-isu gender.
"Di mana dengan ada Bu Yenny, tentu sekarang pramugari, pekerja front office perempuan paling tidak ada yang melindungi atau ada yang bisa diajak bicara," kata Erick, Kamis (23/1/2020).
Yenny Wahid, kata Erick, memiliki latar belakang yang jelas sebagai aktivis. Posisinya di Garuda juga menjadi komisaris independen atau perwakilan publik, artinya bukan wakil siapa-siapa kecuali publik.
Mengacu situs Wahid Institute, Yenny adalah puteri kedua mendiang Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid. Dia juga mantan jurnalis Sidney Morning Herald dan the Age, Australia.
Yenny meraih gelar master di Harvard Kennedy School of Government. Pada 2006 menjadi Staf Khusus Komunikasi Politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di tahun 2009, didapuk sebagai Young Global Leader oleh World Economic Forum. Yenny banyak bergiat dalam forum-forum dialog antaragama dan advokasi isu-isu toleransi di Indonesia.
Pada 2015, Yenny mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Independen PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Ini perusahaan tambang emas, perak dan tembaga yang didirikan sejak tahun 2012.
Perusahaan memiliki dua pemegang saham utama di Indonesia, yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno, dan PT Provident Capital Indonesia.
Informasi Yenny pernah menjadi komisaris disebutkan ketika dia menjelaskan bahwa dirinya sudah mengundurkan diri, lewat akun Twitter resminya @yennywahid, pada 27 November 2015.
"Sy sdh mengajukan pengunduran diri Mas. Mhn ditanyakan langsung ke yg bersangkutan," cuit Yenny, menjawab pertanyaan salah satu netizen, @MiftahJatim yang melontarkan pertanyaan: "Gmn Ibu Presdir PT Merdeka Copper Gold Tbk, haruskah rakyat berhadapan dgn popor senjata?"
Pertanyaan itu dilontarkan berkaitan dengan persoalan izin eksploitasi pertambangan emas di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, milik PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha MDKA, di mana sebelumnya sempat terjadi kerusuhan sebagaimana dilaporkan media lokal.
(tas/tas) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular