Jangan Resah Jangan Gelisah! Rupiah Masih No 1 di Dunia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 January 2020 10:21
BI: Penguatan Rupiah Sesuai Fundamental
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat'menyentil' soal penguatan rupiah. Jokowi berpesan bahwa ada pihak yang mungkin bakal dirugikan jika rupiah menguat terlalu cepat yaitu eksportir. Ketika rupiah menguat, produk made in Indonesia menjadi lebih mahal di pasar global sehingga kurang berdaya saing.

Namun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan komentar Jokowi bukan bersifat arahan. Walau Jokowi mengatakan eksportir bisa kurang diuntungkan dengan penguatan rupiah, bukan berarti Kepala Negara ingin rupiah melemah.

"Penguatan rupiah masih sejalan dengan fundamental. Inflasi rendah, pertumbuhan (ekonomi) meningkat, NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) surplus, dan inflow masuk makanya rupiah menguat. Ini sejalan dengan mekanisme pasar," tegas Perry.


Selain itu, Perry menilai apresiasi rupiah juga justru positif bagi eksportir. Sebab saat rupiah menguat, impor bahan baku/penolong dan barang modal akan lebih murah sehingga akan meningkatkan produktivitas manufaktur. Diharapkan ekspor manufaktur akan meningkat.

"Ekspor komoditas senangnya (rupiah) melemah, tetapi ekspor komoditas tidak terlalu sensitif dengan pelemahan rupiah. Lebih ke permintaan dan harga komoditas," kata Perry.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular