Analisis

Iran Suka "Main Api", Harga Emas Melejit Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 January 2020 15:56
Iran Suka
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Selasa (14/1/2020) akibat peningkatan tensi di Timur Tengah. Tiga roket kembali menghantam zona internasional Amerika Serikat (AS) di Baghdad Irak. Menurut sumber AFP, tiga roket menghantam wilayah di dekat Kedutaan Besar AS, Selasa (21/1/2020) dini hari waktu setempat.

Akibatnya harga emas yang sudah menguat dua hari beruntun kembali naik hari ini. Pada pukul 14:30 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.563,05/troy ons, menguat 0,11% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya pagi ini, emas sempat menguat 0,45%.

Polisi Irak kepada Reuters mengatakan tiga roket tersebut berjenis Kathyusa diluncurkan dari distrik Zafaraniyah di luar Baghdad.

Sebelumnya AS menyalahkan kelompok paramiliter yang didukung Iran atas serangan serupa beberapa bulan belakangan. Meski demikian, tidak pernah ada klaim tanggung jawab. Sebelum hari ini, dua roket juga dikabarkan diluncurkan dari distrik yang sama.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari AS terkait serangan hari ini. Meski demikian, pasar dibuat cemas AS akan kembali menggunakan kekuatan militer akibat aksi "main api" tersebut.



Selain eskalasi tensi di Timur Tengah, bursa saham global yang jeblok pada hari ini turut mendongkrak kinerja logam mulia. Memburuknya sentimen pelaku pasar setelah Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi penyebab jebloknya bursa hari ini.

Penurunan proyeksi tersebut terjadi setelah adanya kesepakatan dagang fase I antara AS dengan China. Itu artinya IMF melihat kesepakatan tersebut belum cukup untuk memacu perekonomian global di tahun ini.

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,3% turun dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Oktober lalu sebesar 3,4%.

Lembaga ini menyebut, revisi ke bawah sebagian besar disebabkan oleh lebih rendahnya pertumbuhan di negara-negara berkembang, sementara negara-negara maju pertumbuhan ekonominya diprediksi stabil atau tidak jauh dari level saat ini.

"Pemulihan yang diproyeksikan (akan terjadi) dalam pertumbuhan global masih belum pasti. Itu terus bergantung pada pemulihan di negara-negara emerging market yang tertekan dan berkinerja buruk, karena pertumbuhan di negara maju stabil di dekat level saat ini," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam sebuah pernyataan tertulis, Selasa (21/1/2020)

Eskalasi di Timur Tengah serta pelemahan bursa saham global tersebut membuat emas yang menyandang status aset aman (safe haven) kembali bersinar.

Harga emas terkoreksi turun setelah mendekati level kunci US$ 1.569/troy ons yang dapat menentukan langkah emas selanjutnya. 

Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Iran Masih Suka Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: Refinitiv


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif, sementara histogramnya sudah masuk ke zona negatif. Indikator ini menunjukkan emas mulai kehabisan momentum penguatan.

Iran Masih Suka Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Foto: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8 tetapi masih di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun setelah mencapai wilayah jenuh beli (overbought).

Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.563/troy ons yang kini menjadi support (tahanan bawah). Jika support tersebut ditembus, emas berisiko turun ke US$ 1.558/troy ons. Emas berisiko turun lebih dalam menuju US$ 1.551/troy ons jika level tersebut juga dilewati.

Sementara selama bertahan di atas support, emas berpeluang menguat menguji kembali level kunci US$ 1.569/troy ons. Logam mulai ini bisa naik lebih tinggi jika mampu menembus konsisten ke atas level kunci dengan target ke US$ 1.574/troy ons. 


TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular