
Begini Ramalan IMF Soal Negara Berkembang di 2020
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
21 January 2020 14:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9% di 2019 dan 3,3% untuk 2020. Angka itu merupakan revisi dari proyeksi pertumbuhan pada Oktober, yang sebesar 3% untuk 2019 dan 3,4% untuk 2020.
IMF menyebut, penurunan prediksi ini sebagian besar disebabkan karena rendahnya pertumbuhan di negara-negara berkembang (emerging markets) seperti India. IMF memangkas perkiraan pertumbuhan India untuk tahun fiskal ini sebesar 1,3% dari proyeksi Oktober lalu, menjadi hanya 4,8% saja.
"Pemulihan yang diproyeksikan (akan terjadi) dalam pertumbuhan global masih belum pasti. Itu terus bergantung pada pemulihan di negara-negara emerging markets yang tertekan dan berkinerja buruk, karena pertumbuhan di negara maju stabil di dekat level saat ini," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam sebuah pernyataan tertulis, Selasa (21/1/2020).
Dalam sebuah sesi wawancara khusus dengan NDTV, Gopinath bahkan menyebut perlambatan di India bisa membawa dampak penurunan pada ekonomi global.
"Mengingat ukuran ekonomi India dalam (produk domestik bruto) PDB global saat ini, jika ada revisi ke bawah yang signifikan untuk India, maka hal itu berdampak pada pertumbuhan global. Sehingga, kami merevisi pertumbuhan global turun untuk 2019 sebesar 0,1% dan sebagian besar dari itu berasal dari penurunan di India," kata Gopinath kepada NDTV di Davos, Swiss.
"Jika Anda melihat angka-angka yang keluar dari kuartal pertama tahun fiskal 2019, angka-angka itu lebih lemah dari yang kami perkirakan pada Oktober lalu dan jika Anda memperhitungkan angka-angka itu dan jika Anda melihat pelemahan dalam pertumbuhan kredit di India, hal itu diperhitungkan dalam perkiraan kami untuk 2019 dan 2020."
Dalam postingan di website resminya, IMF menyebut revisi ke bawah tersebut juga terjadi karena sangat banyak ketidakpastian yang menekan ekonomi negara-negara berkembang pada paruh kedua tahun 2019. Contohnya seperti perang dagang, ketegangan geopolitik, dan tekanan khusus dalam ekonomi negara berkembang itu sendiri.
Hal ini juga turut membebani aktivitas ekonomi global. Bahkan, IMF menyebut masalah-masalah itu telah menimbulkan tantangan baru bagi negara berkembang, karena dibarengi berbagai masalah lainnya seperti bencana atau masalah cuaca seperti kekeringan dan kebakaran hutan di Australia, banjir di Afrika Timur, dan kekeringan di Afrika Selatan.
Semua itu mungkin akan mengarahkan pertumbuhan global untuk mencapai titik terendah di akhir tahun. Namun, IMF menyebut berbagai dukungan yang dilakukan pemerintah-pemerintah, serta upaya pelonggaran kebijakan moneter yang berlanjut hingga paruh kedua tahun 2019 di beberapa negara, akan mampu membawa pertumbuhan kembali ke jalurnya pada 2020.
"Menambah dukungan substansial dari pelonggaran yang dilakukan sebelumnya pada 2019, efeknya yang tertinggal akan membantu aktivitas global pulih pada awal 2020," jelas IMF.
"Untuk pasar negara berkembang dan kelompok ekonomi berkembang, pertumbuhan diproyeksikan meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2020 dan 4,6% pada tahun 2021 (turun 0,2 poin persentase masing-masing dari proyeksi Oktober) dari perkiraan 3,7% pada tahun 2019."
"Profil pertumbuhan untuk kelompok ini mencerminkan kombinasi dari proyeksi pemulihan dari penurunan yang dalam untuk ekonomi negara berkembang yang tertekan dan berkinerja buruk dan perlambatan struktural yang sedang berlangsung di China," tambah lembaga itu.
Sementara itu, untuk tahun 2021, lembaga keuangan yang berbasis di AS itu memperkirakan tingkat pertumbuhan di angka 3,4%.
(sef/sef) Next Article Oh No! IMF Koreksi Lagi Proyeksi Ekonomi Global Untuk 2020
IMF menyebut, penurunan prediksi ini sebagian besar disebabkan karena rendahnya pertumbuhan di negara-negara berkembang (emerging markets) seperti India. IMF memangkas perkiraan pertumbuhan India untuk tahun fiskal ini sebesar 1,3% dari proyeksi Oktober lalu, menjadi hanya 4,8% saja.
"Pemulihan yang diproyeksikan (akan terjadi) dalam pertumbuhan global masih belum pasti. Itu terus bergantung pada pemulihan di negara-negara emerging markets yang tertekan dan berkinerja buruk, karena pertumbuhan di negara maju stabil di dekat level saat ini," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam sebuah pernyataan tertulis, Selasa (21/1/2020).
Dalam sebuah sesi wawancara khusus dengan NDTV, Gopinath bahkan menyebut perlambatan di India bisa membawa dampak penurunan pada ekonomi global.
"Mengingat ukuran ekonomi India dalam (produk domestik bruto) PDB global saat ini, jika ada revisi ke bawah yang signifikan untuk India, maka hal itu berdampak pada pertumbuhan global. Sehingga, kami merevisi pertumbuhan global turun untuk 2019 sebesar 0,1% dan sebagian besar dari itu berasal dari penurunan di India," kata Gopinath kepada NDTV di Davos, Swiss.
"Jika Anda melihat angka-angka yang keluar dari kuartal pertama tahun fiskal 2019, angka-angka itu lebih lemah dari yang kami perkirakan pada Oktober lalu dan jika Anda memperhitungkan angka-angka itu dan jika Anda melihat pelemahan dalam pertumbuhan kredit di India, hal itu diperhitungkan dalam perkiraan kami untuk 2019 dan 2020."
Dalam postingan di website resminya, IMF menyebut revisi ke bawah tersebut juga terjadi karena sangat banyak ketidakpastian yang menekan ekonomi negara-negara berkembang pada paruh kedua tahun 2019. Contohnya seperti perang dagang, ketegangan geopolitik, dan tekanan khusus dalam ekonomi negara berkembang itu sendiri.
Hal ini juga turut membebani aktivitas ekonomi global. Bahkan, IMF menyebut masalah-masalah itu telah menimbulkan tantangan baru bagi negara berkembang, karena dibarengi berbagai masalah lainnya seperti bencana atau masalah cuaca seperti kekeringan dan kebakaran hutan di Australia, banjir di Afrika Timur, dan kekeringan di Afrika Selatan.
Semua itu mungkin akan mengarahkan pertumbuhan global untuk mencapai titik terendah di akhir tahun. Namun, IMF menyebut berbagai dukungan yang dilakukan pemerintah-pemerintah, serta upaya pelonggaran kebijakan moneter yang berlanjut hingga paruh kedua tahun 2019 di beberapa negara, akan mampu membawa pertumbuhan kembali ke jalurnya pada 2020.
"Menambah dukungan substansial dari pelonggaran yang dilakukan sebelumnya pada 2019, efeknya yang tertinggal akan membantu aktivitas global pulih pada awal 2020," jelas IMF.
"Untuk pasar negara berkembang dan kelompok ekonomi berkembang, pertumbuhan diproyeksikan meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2020 dan 4,6% pada tahun 2021 (turun 0,2 poin persentase masing-masing dari proyeksi Oktober) dari perkiraan 3,7% pada tahun 2019."
"Profil pertumbuhan untuk kelompok ini mencerminkan kombinasi dari proyeksi pemulihan dari penurunan yang dalam untuk ekonomi negara berkembang yang tertekan dan berkinerja buruk dan perlambatan struktural yang sedang berlangsung di China," tambah lembaga itu.
Sementara itu, untuk tahun 2021, lembaga keuangan yang berbasis di AS itu memperkirakan tingkat pertumbuhan di angka 3,4%.
(sef/sef) Next Article Oh No! IMF Koreksi Lagi Proyeksi Ekonomi Global Untuk 2020
Most Popular