BUMN Minta Benjtok & Heru Hidayat Bayar Utang ke Asabri
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
18 January 2020 17:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta pemilik perusahaan PT Hanson International Tbk (MYRX) Benny Tjokrosaputro dan pemilik Trada Alam Mineral (TRAM) Heru Hidayat untuk membayar utang investasi di Asabri.
Hal ini diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di kantornya, Jakarta, Senin (13/1/2020). Arya berharap keduanya menyelesaikan utang tersebut.
"Masalah investasi diharapkan ada utang-utang yang diakui juga diharapkan mereka lakukan pembayaran. Seperti Benny Tjokro dan Heru (Heru Hidayat, Pemilik Perusahaan Trada Alam Mineral). Utang-utang investasi di Asabri," kata Arya.
"Kita harapkan kedua orang ini bisa penuhi, tanggungjawabkan utangnya supaya bisa bantu Asabri dalam pembenahan," imbuhnya.
Berapa nilai utang keduanya, Arya mengaku sedang mengeceknya. Menurutnya, Benny Tjokro dan Heru Hidayat sudah berencana untuk membayar utang mereka kepada Asabri.
"Dari informasi yang kami terima sudah ada (rencana bayar utang). Mereka akan menyelesaikannya," tandas Arya.
Menurut Arya, nilai dari dana yang diinvestasikan ke saham oleh Asabri mencapai Rp 10 Triliun. Arya mengklaim secara operasional, Asabri tidak ada masalah. Ia menilai kasus di Asabri berbeda dengan Jiwasraya.
"Artinya kalau ada klaim dia bisa bayar. Agak beda dengan Jiwasraya. Jadi kalau misalnya ada yang pensiun tetap bisa dibayarkan klaimnya," tegasnya.
Lebih lanjut Arya mengatakan dari laporan yang diterima memang ada investasi Asabri di saham-saham yang tidak bagus. Karena itu, perlu pembenahan lebih jauh.
"Hanya pembenahan dari Asabri berbeda dengan penanganan Jiwasraya. Kalau Jiwasraya bisa masuk investor karena kan bisnis jual produk, maka mekanisme Jiwasraya tak bisa seperti Asabri. Dia asuransi sosial tak jual produk. Kita sedang cari solusi untuk mereka," paparnya.
Ia mengatakan uang pensiunan TNI dan Polri masih dan akan terus dibayar. Manajemen Asabri pun mengklaim demikian. Dalam siaran persnya, manajemen mengaku "Kegiatan operasional Asabri terutama proses penerimaan premi, proses pelayanan, dan proses pembayaran klaim berjalan dengan normal dan baik. Asabri dapat memenuhi semua pengajuan klaim tepat pada waktunya."
Kasus Asabri mencuat setelah Menkopolhukam Mahfud MD pada pekan lalu menyinggung dugaan korupsi yang disebutnya fantastis mencapai Rp 10 triliun. Isu ini lantas mendapat sorotan masyarakat.
Namun, Dirut Asabri Sonny Widjaja membantah adanya dugaan korupsi. "Saya ingin klarifikasi terhadap pemberitaan media. Kepada seluruh peserta Asabri, TNI, Polri dan ASN Kementerian Pertahanan Polri, saya tegaskan saya menjamin bahwa uang kalian yg dikelola di Asabri aman. Tidak hilang dan tidak dikorupsi," ujar Sonny, dalam konferensi pers yang berlangsung singkat di kantor Asabri, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Hal ini diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di kantornya, Jakarta, Senin (13/1/2020). Arya berharap keduanya menyelesaikan utang tersebut.
"Masalah investasi diharapkan ada utang-utang yang diakui juga diharapkan mereka lakukan pembayaran. Seperti Benny Tjokro dan Heru (Heru Hidayat, Pemilik Perusahaan Trada Alam Mineral). Utang-utang investasi di Asabri," kata Arya.
Berapa nilai utang keduanya, Arya mengaku sedang mengeceknya. Menurutnya, Benny Tjokro dan Heru Hidayat sudah berencana untuk membayar utang mereka kepada Asabri.
"Dari informasi yang kami terima sudah ada (rencana bayar utang). Mereka akan menyelesaikannya," tandas Arya.
Menurut Arya, nilai dari dana yang diinvestasikan ke saham oleh Asabri mencapai Rp 10 Triliun. Arya mengklaim secara operasional, Asabri tidak ada masalah. Ia menilai kasus di Asabri berbeda dengan Jiwasraya.
"Artinya kalau ada klaim dia bisa bayar. Agak beda dengan Jiwasraya. Jadi kalau misalnya ada yang pensiun tetap bisa dibayarkan klaimnya," tegasnya.
Lebih lanjut Arya mengatakan dari laporan yang diterima memang ada investasi Asabri di saham-saham yang tidak bagus. Karena itu, perlu pembenahan lebih jauh.
"Hanya pembenahan dari Asabri berbeda dengan penanganan Jiwasraya. Kalau Jiwasraya bisa masuk investor karena kan bisnis jual produk, maka mekanisme Jiwasraya tak bisa seperti Asabri. Dia asuransi sosial tak jual produk. Kita sedang cari solusi untuk mereka," paparnya.
Ia mengatakan uang pensiunan TNI dan Polri masih dan akan terus dibayar. Manajemen Asabri pun mengklaim demikian. Dalam siaran persnya, manajemen mengaku "Kegiatan operasional Asabri terutama proses penerimaan premi, proses pelayanan, dan proses pembayaran klaim berjalan dengan normal dan baik. Asabri dapat memenuhi semua pengajuan klaim tepat pada waktunya."
Kasus Asabri mencuat setelah Menkopolhukam Mahfud MD pada pekan lalu menyinggung dugaan korupsi yang disebutnya fantastis mencapai Rp 10 triliun. Isu ini lantas mendapat sorotan masyarakat.
Namun, Dirut Asabri Sonny Widjaja membantah adanya dugaan korupsi. "Saya ingin klarifikasi terhadap pemberitaan media. Kepada seluruh peserta Asabri, TNI, Polri dan ASN Kementerian Pertahanan Polri, saya tegaskan saya menjamin bahwa uang kalian yg dikelola di Asabri aman. Tidak hilang dan tidak dikorupsi," ujar Sonny, dalam konferensi pers yang berlangsung singkat di kantor Asabri, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Next Page
Mahfud & Erick Tegaskan Dana Asabri Aman
Pages
Most Popular