Maaf Pak Jokowi, Rupiah Lebih Percayai Mekanisme Pasar

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
18 January 2020 14:09
Emisi Global Bond Bantu Pasokan Valas Nasional
Foto: detik.com

Masuknya aliran dana ke pasar modal Indonesia terlihat di pasar saham maupun obligasi. Nilai inflow ke bursa saham sepekan ini setara dengan US$ 55,8 juta, sedangkan inflow sepanjang tahun berjalan senilai US$ 342,4 juta.

Di antara bursa utama Asia, inflow sepekan ke Indonesia ini merupakan yang terbesar ketiga, setelah Taiwan (US$ 102,5 juta) dan Korea Selatan (US$ 390,2 juta). Sebaliknya, Thailand mencatatkan outflow yang terburuk di kawasan, dengan nilai US$ 225,6 juta.

Di pasar obligasi, indikasi inflow terlihat dari pelemahan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang dibarengi kenaikan kepemilikan asing di SBN menjadi Rp 1.084 triliun pada Jumar kemarin. Yield acuan pasar tersebut melemah 0,044 poin persen menjadi 6,825%. Pelemahan yield mengindikasikan kenaikan harga akibat aksi beli.

Yield sempat berbalik menguat pada Rabu, saat investor sempat khawatir bahwa detil kesepakatan dagang akan jauh dari ekspektasi pasar. Penandatanganan kesepakatan dagang AS-China berlangsung di Washington pada Rabu pagi waktu setempat atau Rabu malam waktu Indonesia.

Namun setelah naskah kesepakatan dagang itu diteken dan kesepakatannya diketahui oleh pasar, investor global pun kembali optimistis dengan prospek ekonomi dunia dan bergairah untuk masuk ke aset-aset berimbal hasil tinggi seperti obligasi di Indonesia. Yield pun kembali melemah karena investor masuk pada Kamis (16/02/2020).

Secara bersamaan pada Kamis, aliran valas bertambah dengan penerbitan junior global bond PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) senilai US$ 300 juta atau setara Rp 4 triliun. Investor memburu obligasi ini sehingga mencatatkan kelebihan permintaan hingga US$ 3,6 miliar (Rp 50 triliun), atau oversubscribed hingga 12,3 kali.

Di tengah kondisi demikian, Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Desember 2019 yang naik menjadi US$ 129,18 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya US$ 126,63 miliar. Bagi investor asing, cadangan tertinggi sejak Januari 2018 itu memberikan keyakinan bahwa BI memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menstabilkan kurs.

Meski sepanjang 2019 ekonomi China tumbuh 6,1%--pertumbuhan paling lambat dalam nyaris tiga dekade terakhir akibat perang dagang, produksi industri Negeri Panda dilaporkan tumbuh 6,9% secara year-on-year (YoY) pada Desember, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 6,2%.

Ini memberikan dorongan tambahan bagi investor mengoleksi aset investasi berbasis rupiah karena ekspektasi perekonomian Indonesia akan tetap terjaga, mengingat China merupakan mitra dagang terbesar untuk Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ags/ags)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular