IHSG Naik Tipis, Inilah Jawara Manajer Investasi di 2019

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
16 January 2020 17:48
Sebanyak 45 perusahaan manajer investasi (MI) mampu menambah dana kelolaan.
Foto: Reksa Dana (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 45 perusahaan manajer investasi (MI) mampu menambah dana kelolaan reksa dana (asset under management/AUM) sepanjang tahun lalu. Dari jumlah itu, 23 perusahaan MI di antaranya juga mampu naik peringkat di klasemen dana kelolaan tersebut.

Data yang dikompilasi dari situs informasi reksa dana menunjukkan, kenaikan AUM dari 45 MI dari total 88 MI merupakan hal yang prestisius tahun lalu karena industri reksa dana sedang mengalami pengetatan aturan.

Alasan lain adalah pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sangat mini yaitu hanya 1,7% sepanjang tahun.

Tahun lalu ada 88 MI, 45 mencatatkan kenaikan AUM, 8 MI baru mengumpulkan AUM, dan sisanya 35 MI turun AUM-nya.


 

Namun, ketika IHSG tidak mampu berbuat banyak tahun lalu, kinerja obligasi justru sebaliknya dan mampu memberi potensi keuntungan investasi (return) bagi investornya lebih dari 15%. Angka capaian tersebut terutama dilihat dari Indeks INDOBeX Government Total Return keluaran PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI).

Salah satu perusahaan yang mampu meningkatkan dana kelolaan terbesar sekaligus menjadikannya pemuncak klasemen di akhir tahun lalu adalah PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen.

Kenaikan duit nasabah reksa dana yang mereka kelola senilai Rp 6,8 triliun (16,86%) mampu mencetak total dana kelolaan Rp 47,14 triliun dari posisi akhir 2018 sebanyak Rp 40,34 triliun.



Selain Batavia AM, klasemen dana kelolaan reksa dana terbesar 2019 ditempati oleh PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Bahana TCW Investment Management, PT Schroder Investment Management Indonesia, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan PT Danareksa Investment Management.

Selanjutnya ada PT Sinarmas Asset Management, PT Syailendra Capital, PT Eastspring Investments Indonesia, dan PT BNI Asset Management.

Dari daftar itu, terlihat bahwa posisi tiga MI dengan reksa dana terbesar sudah didominasi oleh perusahaan lokal yang biasanya didukung oleh penerbitan reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap yang berbasis obligasi.

Selain Batavia AM, manajer investasi dengan pertumbuhan dana kelolaan terbesar juga dibukukan oleh BNI Asset Management, PT Sucorinvest Asset Management, Eastspring Investments Indonesia, dan Danareksa Investment Management.

Keempatnya mampu menambah dana kelolaan reksa dana masing-masing senilai Rp 4,99 triliun, Rp 4,51 triliun, Rp 3,94 triliun, dan Rp 3,52 triliun.



Selain itu, terdapat delapan manajer investasi baru yang sudah berhasil mengumpulkan dana kelolaan reksa dana dan masuk ke dalam klasemen industri.

Secara berturut-turut berdasarkan dana kelolaan reksa dananya ketujuh perusahaan itu terdiri dari PT Nusadana Investama Indonesia, PT KISI Asset Management, PT Gemilang Indonesia Manajemen Investasi, PT Jarvis Aset Manajemen, dan PT Berlian Aset Manajemen.

Tiga perusahaan lain adalah PT Foster Asset Management, PT Indosterling Aset Manajemen, dan PT Nusantara Sentra Kapital.

Sayangnya, selain ada kejayaan bagi yang kinerjanya sedang berkibar tahun lalu, tidak sedikit manajer investasi yang justru sedang dirundung masalah. Salah satu yang paling pelik adalah tersangkut kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero), di mana ada 11 manajer investasi yang dinyatakan terindikasi pelanggaran operasional pengelolaan investasi.

Beberapa di antaranya yang pimpinannya sudah dijadikan saksi adalah PT Gap Capital, PT MNC Asset Management, PT Sinarmas Asset Management, PT Pool Advista Asset Management, PT Pan Arcadia Capital (d/h Dhanawibawa Manajer Investasi).

Selain itu, ada tiga manajer investasi lain yakni PT Corfina Capital, PT Millenium Capital Management, dan PT Jasa Capital Asset Management.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 


(irv/tas) Next Article Ini Dia 10 MI Jawara Pengelola Reksa Dana, Kuasai 60% NAB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular