
Ini Dia 10 MI Jawara Pengelola Reksa Dana, Kuasai 60% NAB

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri reksa dana di Indonesia sempat goyang dari awal 2020. Koreksi dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena dampak pandemi virus corona dan megaskandal korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) membuat nilai aset bersih (NAB) turun dalam.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga pekan kedua Juni 2020, NAB reksa dana turun Rp 60,04 triliun menjadi Rp 482,15 triliun. Pada akhir 2029, total NAB reksa dana tercatat mencapai Rp 542,20 triliun.
Dari total dana keloaan tersebut, tercatat 10 manajer investasi (MI) yang menjadi pengelola reksa dana terbesar. Di bawah ini merupakan 10 MI terbesar yang mengelola reksa dana berdasarkan data https://reksadana.ojk.go.id/, dimana data terakhir yang di publikasikan per akhir Mei 2020.
PT Mandiri Manajemen Investasi menempati posisi pertama NAB terbesar di industri reksadana dengan total dana kelolaan sebesar Rp 42,5 triliun dengan 167 produk reksadana. Diikuti oleh PT Batavia Prosperindo Aset Management dengan total NAB senilai Rp 42,36 triliun.
Dari tabel di atas juga dapat terlihat adanya ketimpangan di industri ini karena 10 perusahaan MI terbesar di industri ini terhitung memiliki total NAB sebesar Rp 287 triliun, jumlah tersebut setara dengan 60,54% dari total NAB industri reksa dana Indonesia yang mencapai Rp 474 triliun padahal total MI yang tercatat di OJK adalah sebanyak 97 perusahaan.
Penurunan nilai NAB perusahaan manajer investasi turun karena digerogoti virus Covid-19, khususnya reksa dana yang berbasis saham. Secara year to date, IHSG terkoreksi 22,13%.
Selain itu, kasus Jiwasraya sempat mengganggu industri reksa dana setelah Kejaksaan Agung menetapkan 13 tersangka perusahaan manajer investasi (MI) sebagai tersangka baru kasus mega-skandal dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang menyebabkan total kerugian negara mencapai Rp 12 triliun.
Tentunya dengan munculnya kabar ini akan menyebabkan berberapa perusahaan manajer investasi sulit untuk menjual produk reksadananya dan bukan tidak mungkin ada ketakutan di antara para investor reksadana sehingga terjadinya redemption besar-besaran.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Saham Bergejolak, Begini Strategi Manajer Investasi
