Pertama! Reksa Dana Saham Syariah China Dirilis di RI

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
16 January 2020 07:54
Reksa dana berbasis saham syariah perusahaan asal China pertama kali diluncurkan di Indonesia
Foto: cover topik/Reksa dana anjlok thumbnail/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajer investasi afiliasi BNP Paribas asal Prancis yaitu PT BNP Paribas Asset Management menerbitkan reksa dana berbasis saham syariah perusahaan asal China pertama untuk investor dalam negeri.

Maya Kamdani Siboe, Direktur BNP Paribas Asset Management, mengatakan reksa dana baru itu bernama Reksa Dana Saham Syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD yang berdenominasi dolar AS.

"Kami menargetkan [dana kelolaan, asset under management/AUM reksa dana itu senilai] US$ 100 juta hingga 2 tahun ke depan," tuturnya semalam (15/1/20). Target itu setara dengan Rp 1,36 triliun.


Optimisme Maya tersebut didukung oleh empat karakteristik utama produk baru tersebut. Karakter pertama adalah reksa dana tersebut akan berinvestasi pada saham dari perusahaan yang berdomisili di China.

Perusahaan-perusahaan Negeri Panda itu, lanjutnya, memiliki peluang investasi seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang ditopang sektor teknologi dan inovasi, peningkatan konsumsi, dan konsolidasi industri.

Selain itu, faktor lebih banyak emiten asal China yang menjadi anggota baru indeks global seperti indeks MSCI, turut membuat instrumen reksa dana berbasis saham dari negara tersebut menarik. Selain itu, dukungan dari tim perusahaan dan afiliasi BNP Paribas di tingkat global juga membuat manajer investasi tersebut optimistis dapat menawarkan diversifikasi investasi pasar modal yang menarik.

Karakter kedua adalah saham yang akan diinvestasikan reksa dana tersebut adalah saham syariah, sehingga sudah melalui penilaian dan masuk klasifikasi efek syariah. Karakter ketiga adalah mulai sadarnya publik untuk berinvestasi dengan strategi wawasan yang berkelanjutan (sustainable responsible investment/SRI).

Strategi itu khususnya akan sejalan dengan prinsip kriteria investasi yang ramah lingkungan, ramah sosial, dan menjunjung tata kelola perusahaan yang baik (enviromental, social, and governance/ESG).


Saat ini, prinsip investasi ESG yang bertujuan berwawasan lingkungan, sosial, dan tata kelola itu sudah mulai diterapkan di banyak perusahaan keuangan global dan domestik untuk menghindari potensi risiko dari praktik tata kelola perusahaan yang buruk.

Karakter keempat adalah denominasi dolar AS. Seperti halnya instrumen investasi lain dengan denominasi valuta asing (valas), maka reksa dana berbasis dolar AS akan menjadi alternatif investasi yang dapat melindungi investornya dari potensi risiko volatilitas nilai tukar rupiah ke depannya.

Untuk mencapai target dana kelolaan US$ 100 juta itu, Maya mengatakan perusahaan akan memaksimalkan seluruh jaringan distribusi penjualan reksa dana untuk memudahkan jangkauan investor.

"Rencana dijual melalui agen penjual reksa dana (aperd) kami yang sudah bekerja sama, jadi termasuk bank, aperd online, dan sekuritas, yang telah siap dan memperoleh ijin yang diperlukan."

Per Desember tahun lalu, AUM reksa dana perusahaan mencapai Rp 18,55 triliun yang sudah naik 9,57% dari Rp 16,94 triliun pada bulan sebelumnya dan naik 9,83% dari Rp 16,89 triliun pada akhir 2018. Dana kelolaan itu di luar produk investasi alternatif dan kontrak pengelolaan dana nasabah individu (KPD, PDNI).

Sebelumnya, di dalam negeri perusahaan sudah dikenal dengan nama BNP Paribas Investment Partner dan Fortis Investments.

[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Gila! Investor AS Kehilangan Rp 136.800 Triliun, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular