Usai Limited Review, Laba Bayan per September 2019 Ambles 46%

tahir saleh, CNBC Indonesia
14 January 2020 14:26
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) baru saja merilis laporan keuangan periode 9 bulan tahun 2019.
Foto: PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membagi dividen sebesar US$ 300 juta dari laba 2018 yang sebesar US$ 500,43 juta, atau sebesar 59,94%, dengan besaran sebesar US$ 0,09 per lembar saham. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang batu bara milik konglomerat Dato Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) baru saja merilis laporan keuangan periode 9 bulan tahun 2019 atau per September 2019 setelah dilakukan penelahaan terbatas (limited review).

Hasilnya, mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ini (14/1/2020), laba bersih perusahaan terkoreksi hingga 46% menjadi US$ 209,57 juta atau setara dengan Rp 2,93 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari periode September 2018 yakni US$ 388,05 juta atau Rp 5,43 triliun.

Penurunan laba bersih ini terjadi seiring dengan pendapatan perusahaan yang berkurang 8% menjadi US$ 1,14 miliar atau Rp 15,96 triliun dari sebelumnya US$ 1,24 miliar atau Rp 17,36 triliun.


Dari data lapkeu tersebut, penjualan terbesar Bayan berasal dari penjualan batu bara ke pihak ketiga yakni mencapai US$ 1,09 miliar, turun dari periode September di tahun 2018 yakni US$ 1,13 miliar.

Sementara penjualan produk non batu bara kepada pihak ketiga juga ambles menjadi US$ 9,99 juta dari sebelumnya US$ 15,73 juta. Pelanggan ekspor terbesar Bayan yakni TNB Fuel Service Sdn Bhd sebesar US$ 215,05 juta, berkurang dari sebelumnya US$ 197,16 juta.

Dalam laporan keuangan tersebut, juga terungkap sejumlah peristiwa setelah laporan keuangan September itu dirilis. Beberapa di antaranya yakni pada 8 Oktober 2019, Bayan mengadakan ikatan kontrak lindung nilai dengan Engie Global Markets untuk melindungnilaikan harga batu bara di masa mendatang dengan jumlah nosional (nilai absolut) sebesar 50.000 MT (metrik ton) untuk Desember 2019. 


Selain itu, pada 24 Oktober 2019, Bayan menandatangani perjanjian fasilitas perbankan untuk 3 tahun dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yang terdiri dari fasilitas RL sebesar US$ 75 juta, termasuk di dalamnya sejumlah US$ 20 juta untuk jaminan bank.

"Fasilitas perbankan ini dijamin dengan jaminan perusahaan dari BT. Pada November 2019, Perusahaan melakukan penarikan AS$60 juta terhadap fasilitas tersebut.

BYAN merupakan perusahaan milik taipan asal Kalimantan yang pernah menjadi warga negara Singapura, Low Tuck Kwong. Low pada usia ke-71 dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 7 di Indonesia. Forbes merilis jajaran orang paling berduit di 2019. Dari daftar tersebut, sebanyak 21 orang Indonesia masuk dalam jajarannya.

Di urutan ke-7 ada nama pendiri Bayan Resources, Low Tuck Kwong, dengan jumlah kekayaan US$ 2,4 miliar atau Rp 33,6 triliun. Saham BYAN pada Selasa siang ini stagnan di level Rp 15.400/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 51,33 triliun.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/hps) Next Article Transaksi Cuma Rp 4 Juta, Kapitalisasi Bayan Tergerus Rp 8 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular