
Pasar SUN Menguat Lagi, Perpanjang Reli di Hari Keempat

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0082 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 6,2 basis poin (bps) menjadi 6,86%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Penurunan yield tersebut membuatnya setara dengan posisi sejak April 2018.
Yield Obligasi Negara Acuan 13 Jan'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 10 Jan'20 (%) | Yield 13 Jan'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 13 Jan'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.258 | 6.208 | -5.00 | 6.1364 |
FR0082 | 10 tahun | 6.931 | 6.869 | -6.20 | 6.8388 |
FR0080 | 15 tahun | 7.369 | 7.326 | -4.30 | 7.2844 |
FR0083 | 20 tahun | 7.517 | 7.457 | -6.00 | 7.4039 |
Sumber: Refinitiv
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 0,44 poin (0,16%) menjadi 272,71 dari posisi kemarin 272,27.
Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 502 bps, menyempit dari posisi akhir pekan lalu 510 bps.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.071,9 triliun SBN, atau 38,8% dari total beredar Rp 2.762 triliun berdasarkan data per 9 Januari.
Angka menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 6,99 triliun sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan atau awal tahun masih surplus Rp 10,04 triliun.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, mayoritas masih terkoreksi sehingga yield mayoritas obligasi negara naik. Hal tersebut mencerminkan investor global menghindari obligasi pemerintah dan memilih masuk aset berisiko karena sentimen positif damai dagang AS-China.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 10 Jan'20 (%) | Yield 13 Jan'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 6.775 | 6.77 | -0.50 |
China (A+) | 3.136 | 3.147 | 1.10 |
Jerman (AAA) | -0.231 | -0.214 | 1.70 |
Prancis (AA) | 0.05 | 0.071 | 2.10 |
Inggris Raya (AA) | 0.772 | 0.747 | -2.50 |
India (BBB-) | 6.585 | 6.616 | 3.10 |
Jepang (A) | 0.002 | 0 | -0.20 |
Malaysia (A-) | 3.279 | 3.283 | 0.40 |
Filipina (BBB) | 4.708 | 4.718 | 1.00 |
Rusia (BBB) | 6.14 | 6.07 | -7.00 |
Singapura (AAA) | 1.755 | 1.747 | -0.80 |
Thailand (BBB+) | 1.39 | 1.385 | -0.50 |
Amerika Serikat (AAA) | 1.827 | 1.842 | 1.50 |
Afrika Selatan (BB+) | 8.225 | 8.235 | 1.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor