
Jiwasraya-Asabri Tersangkut Saham Gorengan, Ini Ciri-cirinya

Pelaku pasar tentu sering melihat saham-saham yang bergerak meletup-letup di bursa seperti makanan yang digoreng. Saham gorengan tersebut terlihat renyah seolah-olah dapat memberikan keuntungan (return) yang membuat mata terbelalak.
Akan tetapi jangan senang dulu, di balik itu semua perlu kewaspadaan tinggi karena sebenarnya ada pihak-pihak yang menggerakkan saham tersebut alias ada bandarnya. Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan pernah memeriksa 21 transaksi efek yang diduga terindikasi perdagangan semu (wash sale).
Wash sale merupakan salah satu cara dari sang bandar memanipulasi transaksi seolah-olah bergerak wajar layaknya transaksi saham pada umumnya. Namun, sebenarnya proses tersebut dilakukan oleh satu atau beberapa oknum yang sama.
Para pihak atau bandar ini bertujuan untuk menarik minat para investor terutama yang belum mengerti. Tujuan utamanya tentu saja memperoleh keuntungan dengan menjual saham di harga tinggi.
Ciri-ciri saham gorengan
Sebaiknya hindari bertransaksi di saham-saham gorengan agar terhindar dari kerugian investasi. Untuk itu ada beberapa ciri-ciri saham gorengan yang patut untuk dicermati, yakni:
1. Terindikasi Unusual Market Activity (UMA)
merupakan aktifitas perdagangan dan/atau pergerakan harga suatu Efek yang tidak biasa pada suatu kurun waktu tertentu di Bursa yang menurut penilaian Bursa dapat berpotensi mengganggu terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien
2. Volumenya Turun-Naik Secara Drastis
Seringkali volume perdagangannya naik sangat tinggi seolah-olah sahamnya banyak diburu para pelaku pasar. Padahal dalam kesehariannya, saham tersebut terbilang sepi atau jarang diperdagangkan.
Volume tersebut biasanya terlihat pada grafik batang yang mencerminkan banyaknya transaksi dibawah grafik harga saham.
3. Berasal dari saham-saham lapis dua dan tiga
Umumnya saham-saham non blue chip yang berasal dari lapis dua dan tiga menjadi sasaran para bandar untuk dimanfaatkan. Saham lapis tiga (peny stock) umumnya yang paling berisiko dijadikan sasaran oleh para bandar.
4. Tidak Didukung Fundamental Perusahaan.
Umumnya pergerakan saham-saham gorengan tidak didasarkan faktor fundamental yang dapat membuat perusahaan semakin melambungkan bisnisnya.
Contohny: laba yang meningkat pesat, aksi korporasi yang berpengaruh positif bagi perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA